Jumat, 18 Maret 2016

NEGERI INI KEDAI KITA

Negeri ini kedai kita. Biarkan pintu dan jendela - jendelanya terbuka agar tak seorangpun yang tak boleh masuk melalui pintunya dan agar kita bebas memandang melalui jendela - jendelanya.
Sisakan halaman yang luas dan segarkan dengan berbagai jenis pohon dan bebungaan. Jangan dengan alasan menghindari terik matahari, maka halamanpun diatapi. Pahamilah bahwa menghindari matahari akan menjadikan kita sebagai pemuja kegelapan.
Sembari memenuhi hasrat tubuh akan makanan dan minuman, jangan lupa bahwa kecukupan makanan dan minuman bagi tubuh sementara jiwa kita kelaparan, maka pemenuhan hasrat badani hanya mengumpulkan penyakit yang akan menyiksa.
Karena itu, isi kedai ini dengan musik dan tarian sufi agar jiwa mendapatkan bagiannya.
Ingatlah untuk berhati - hati memutar musik dan mementaskan tarian. Karena musik hingar bingar yang diaransemen dari syahwat politik dan nafsu kedengkian akan memporak - porandakan ketenangan jiwa. Dan ketika ketenangan jiwa porak - poranda, maka makna merdeka di kedai ini hanyalah sebuah retorika kosong.
Negeri ini kedai kita
Di kedai ini Tuhan menurunkan segala bentuk kenikmatan. Bersyukurlah pada - Nya dengan tidak memecahkan piring dan gelas di meja saudara - saudara kita. Bersyukurlah dengan tidak mengumpulkan semua makanan dan minuman di meja anda lebih dari yang anda butuhkan.
Adapun engkau yang jatuh cinta pada perenungan, di pojok ruangan kedai ini ada tempat bagi anda untuk melinting tembakau sambil menghirup kopi. Karena banyak orang di kedai ini yang bersimpati pada kita dengan mengatasnamakan kesehatan, dan selebihnya memang merasa dirugikan dengan kebiasaan seperti ini, maka ambillah sedikit jarak dari mereka tanpa memusuhinya. Jagalah asap rokok anda agar fokus menuliskan inspirasi - inspirasi di antara mega demi lestarinya kebajikan dalam kedai kita.