Jumat, 26 Januari 2018

ARTI SEBUAH KEHORMATAN

Suatu malam Maulana Jalaluddin ar Rumi mengundang Syams Tabrizi ke rumahnya. Sang Mursyid pun menerima undangan itu dan datang ke kediaman Jalaluddin. Setelah semua hidangan makan malam siap, Syams berkata pada Jalaluddin,

“Apakah kau bisa menyediakan minuman untukku?”.
(yang dimaksud : arak / khamr)

Jalaluddin kaget mendengar permintaan gurunya lalu berkata “Memangnya guru juga minum?’.
“Iya”, jawab Syams.

”Maaf, saya tidak mengetahui hal ini”.

“Sekarang kau sudah tahu. Maka sediakanlah”.

“Di waktu malam seperti ini, dari mana aku bisa mendapatkan arak?”.

“Perintahkan salah satu pembantumu untuk membelinya”.

“Kehormatanku di hadapan para pembantuku akan hilang”.

“Kalau begitu, kau sendiri pergilah keluar untuk membeli minuman”.

“Seluruh kota mengenalku. Bagaimana bisa aku keluar membeli minuman?”.

“Kalau memang kau  muridku, kau harus menyediakan apa yang aku inginkan”.

Karena kecintaan pada Syams, akhirnya Jalaluddin memakai jubahnya, menyembunyikan botol di balik jubah lalu berjalan ke arah pemukiman kaum Nasrani.

Sebelum ia masuk ke pemukiman tersebut, tidak ada yang berpikir macam-macam terhadapnya. Tetapi  begitu ia terlihat masuk ke pemukiman kaum Nasrani, beberapa orang terkejut dan segera menguntitnya.

Mereka melihat Jalaluddin masuk ke sebuah kedai arak.Ia terlihat mengisikan botol minuman kemudian ia sembunyikan lagi di balik jubah lalu keluar.

Keluar dari kedai, ia dibuntuti oleh orang-orang yang jumlahnya terus  bertambah m. Hingga sampailah Jalaluddin di depan masjid tempat ia menjadi imam bagi masyarakat kota.

Tiba-tiba salah seorang yang mengikutinya tadi berteriak; “Ya ayyuhan naas,Syeikh Jalaluddin yang setiap hari jadi imam shalat kalian baru saja pergi ke perkampungan Nasrani dan membeli minuman!!!”.

Orang itu berkata begitu sambil menyingkap jubah Jalaluddin. Khalayak melihat botol yang dipegangnya.
“Orang yang mengaku ahli zuhud dan kalian menjadi pengikutnya ini membeli arak dan akan dibawa pulang !”

Orang-orang kemudian bergantian meludahi wajah Jalaluddin dan memukulinya hingga serban yang ada di kepalanya lengser ke leher.

Melihat Jalaluddin  yang hanya diam saja tanpa melakukan pembelaan, orang-orang semakin yakin bahwa selama ini mereka ditipu oleh kebohongan Jalaluddin tentang zuhud dan takwa yang diajarkannya. Mereka tidak kasihan lagi untuk terus menghajar Jalaluddin.

Tiba-tiba terdengarlah suara Syams Tabrizi; “Wahai orang-orang tak tahu malu. Kalian telah menuduh seorang alim dan faqih dengan tuduhan minum khamr. Ketahuilah bahwa yang ada di botol itu adalah cuka untuk bahan masakan !"

Seseorang dari mereka masih menanggapi
“Ini bukan cuka, ini arak”.
Syams mengambil botol dan membuka tutupnya. Dia meneteskan isi botol di tangan orang-orang agar menciumnya. Mereka terkejut karena yang ada di botol itu memang cuka. Mereka memukuli kepala mereka sendiri dan bersimpuh di kaki Jalaluddin. Mereka berdesakan untuk meminta maaf dan menciumi tangan Jalaluddin hingga pelan-pelan mereka pergi satu demi satu.

Jalaluddin lalu berkata pada Syams,“Malam ini kau membuatku terjerumus dalam masalah besar sampai aku harus menodai kehormatan dan nama baikku sendiri. Apa maksud dari semua ini?”.

Sang gurupun menjelaskan “Agar kau mengerti bahwa wibawa yang kau banggakan ini hanya khayalan semata.Kau pikir penghormatan orang-orang awam seperti mereka ini sesuatu yang abadi? Padahal kau lihat sendiri,hanya karena dugaan satu botol minuman saja semua penghormatan itu sirna dan mereka jadi meludahimu,memukuli kepalamu dan hampir saja membunuhmu.Inilah kebanggaan yang selama ini kau perjuangkan dan akhirnya lenyap dalam sesaat.

Maka bersandarlah pada yang tidak tergoyahkan oleh waktu dan tidak terpatahkan oleh perubahan zaman.