Kamis, 30 April 2015

ANCAMAN

Mereka yang jiwanya tertuntun cahaya kebenaran tidak memandang ancaman dan penderitaan dunia sebagai hal yang layak ditakuti, melainkan sebagai sampah yang harus disingkirkan dari jalan kesucian.
Hanya mereka yang gagal memahami hakekat kehidupan yang takut menghadapi ancaman kematian.
Dan mereka yang mendapatkan anugrah pengetahuan tentang kematian memungkinkan mereka berdamai dan bekerja sama dengan pengetahuan itu.

PINANGAN

" Kupinang dia di singgasana purnama ,
agar tumpah cahyanya di gelap malam jiwaku "

Kamis, 23 April 2015

MENUNGGU BAHTERA NUH

           MENUNGGU BAHTERA NUH

Jauh di dalam hutan dan terlindung di balik kerapatan pepohonan raksasa terdapat gugusan batu cadas yang menyerupai bentuk sadel sepeda yang menghadap ke arah lautan lepas. Pada bagian lamping batu cadas senantiasa terdengar suara gemuruh bagai murka alam ketika ombak datang menampar. Pohon-pohon raksasa yang nampak angker menjulurkan dahan - dahan merangkai tudung berumbai akar-akar gantung menaungi gugusan batu cadas ini dari teriknya matahari.

Ke tempat inilah aku senantiasa datang menyendiri sambil merenungi kekuasaan Sang Mahagaib yang mengatur dan menguasai seluruh semesta dengan ke-Mahahalusan Jari-jemari-Nya. Dia telah menetapkan hukum demi kelangsungan hidup mahluk-Nya dan tidak mengizinkan siapapun untuk campur tangan membuat atau menetapkan hukum. Tidak seorangpun diberi hak menjadi penguasa karena hanya Dia-lah Penguasa seluruh semesta. Juga tidak direlakan-Nya seorangpun dari hamba-Nya diperbudak oleh orang lain karena hanya kepada Dia-lah setiap mahluk harus mengabdi.

Tidak seorangpun dari keluarga ataupun teman-teman dekat yang mengetahui kalau selama ini aku sering pergi menyendiri sampai suatu hari secara tidak sengaja aku berpapasan dengan seorang sahabat yang langsung menerorku dengan pertanyaan, 
" Ke mana saja selama ini ? Apakah engkau sudah bosan menumpang di tempat kostku karena seringnya kita kelaparan di sana sehingga engkau pergi meninggalkanku ? " 
" Sabar, kita cari dulu tempat duduk baru kujelaskan, okey ?"
Aku tidak ingin berdebat lebih lama, maka segera kuraih lengan sahabatku itu dan kuajak duduk di pojok sebuah kios. Sebelum dia ber ba bi bu, aku segera mulai bicara :
" Sahabatku, aku tak pernah bosan menanggung rasa lapar bersamamu. Aku hanya jenuh karena gedung-gedung pertemuan, tempat-tempat ibadah, apalagi kantor-kantor telah dijadikan iblis sebagai ruang-ruang dansa. Kebetulan aku menemukan suatu tempat dimana aku bisa mengisi telingaku dengan nyanyian gelombang , karena lidah-lidah fasih telah menjelma sebagai nyanyian setan. Tempat itu hanya berupa gugusan batu cadas, tetapi itu lebih baik dibanding kursi-kursi jabatan yang telah menjadi tahta para iblis. Tudung dedaunan pohon-pohon raksasa dengan rumbai akar-akar gantung di tempat itu terasa lebih hangat ketimbang pakaian-pakaian seragam, jubah ataupun surban yang dikenakan para hantu. Di sana aku mendapatkan ketenangan dengan bertafakkur dan berdo'a sambil menunggu datangnya bahtera Nabi Nuh "

Sahabatku tertawa terbahak-bahak mendengar penuturanku. Dengan mimik serius yang dibuat-buat, ia berkomentar seakan-akan tidak ditujukan kepadaku. " Gila, orang yang selama ini paling heboh dalam perdebatan-perdebatan ilmiyah dan selalu bernafsu melawan tradisi ketamakan dan kesombongan kaum ningrat birokratis tiba-tiba memilih jalan para pertapa. Dan yang lebih gila, dia pergi menyepi bukannya untuk bersemedi tetapi malah pergi menyepi untuk menunggu datangnya bahtera Nabi Nuh. Pasti ada yang tidak beres dengan urat syarafnya "

Aku berusaha untuk tidak tersinggung mendengar kata-kata sahabatku yang sebetulnya agak keterlaluan. Pertama karena dia memang sahabatku, dan yang kedua karena aku yakin dia belum memahami maksudku. Karena itu aku melanjutkan : 
" Sahabatku, ingatlah masa ketika Nabi Nuh membuat bahtera di atas gunung. Ketika itu orang-orang yang merasa pintar menertawakan dan menganggap Nabi Nuh orang gila karena melakukan suatu perbuatan yang sangat tidak logis. Nabi Nuh tidak terusik dan tidak peduli dengan sikap dan anggapan orang-orang terhadapnya karena apa yang dilakukannya sesuai kehendak dan petunjuk Tuhan yang tidak mungkin salah meski kadang tidak masuk akal. Alhasil setelah itu Nabi Nuh beserta orang-orang yang percaya dan menghargai " Kegilaannya " mendapatkan keselamatan ____ sebaliknya orang-orang "pintar" binasa ____ tenggelam dalam lautan kesombongannya ".

Aku percaya bahwa evolusi selalu ada pada setiap rentang kehidupan di dunia dan aku yakin bahwa sebuah bangsa yang bahkan ketika bangsa tersebut mencapai puncak kecerdasan sekalipun lalu mencoba membawa bangsanya mengarungi samudera kehidupan tanpa menggunakan bahtera sebagaimana telah digunakan oleh Nabi Nuh beserta para pengikutnya, maka cepat atau lambat pasti akan diporak-porandakan oleh gelombang waktu. Bangsa manapun yang mencoba merancang bahtera kehidupan di luar bentuk rancangan Sang Mahateliti, maka bahtera itu bersama seluruh penumpangnya suatu saat akan karam dan terdampar sebagai bangkai sejarah.

Aku menatap wajah sahabatku dan kutemukan keyakinan dari sinar matanya bahwa dia telah memahami maksudku. Wajahnya menyiratkan kesungguhan  dan ia segera menimpali , " Maafkanlah sikap dan kata-kataku tadi. Sekarang aku sudah mengerti. Aku juga sering berpikir bahwa Tuhan tidak mungkin mengutus para Nabi dan Rasul untuk menyampaikan hukum-hukum-Nya sekiranya ada acuan hidup lain yang bisa dibuat manusia pada tingkat kecerdasan tertentu untuk bisa membawa seluruh elemen kehidupan ke arah yang benar. Dengan demikian memang sangat tidak pantas kalau ada seseorang atau sekelompok orang yang berusaha merancang bahtera kehidupan untuk melayari samudera kehidupan yang tidak bertepi hanya pada garis khayal dan pikiran manusia. Yang harus kita lakukan adalah berlayar dengan bahtera yang telah diciptakan bersamaan dengan penciptaan samudera sesuai peta pelayaran yang dikehendaki-Nya.

Aku tersenyum dan kutepuk bahu sahabatku berkali-kali. Kami kemudian sepakat pulang ke tempat kostnya.

Senin, 20 April 2015

PENEMUAN DIRI

Hanya jika ulat telah keluar dari kepompong, barulah ia menjadi kupu-kupu.
Hanya jika engkau keluar dari penjara raga yang tak lebih dari adonan tanah liat, lalu pergi menuju Dia tanpa bekal apapun selain Dia, barulah engkau akan menemukan dirimu.

ALASAN

Tidak semua hal dalam hidup ini memerlukan alasan, karena bingkai logika terlalu kecil untuk memuat potret kehidupan yang universal

TEBARKAN KEHARUMAN

Kuncup mawar merobek jubah kelopaknya untuk memberikan keindahan dan keharuman kpd semesta. Mengapa engkau ttp mendengkur dlm jubah malam ktika f ajar tlah mnyibak tirai kegelapan ?
Bangunlah..!
Bersama keharuman melati tebarkanlah wewangian atas kehidupan sebelum senja menutup harimu...!

Sabtu, 18 April 2015

SERAUT WAJAH BERJILBAB

                           SERAUT WAJAH BERJILBAB

Aku kenal seorang perempuan yang begitu lekat dengan jilbab. Aku bahkan hampir yakin kalau perempuan itu tidak membuka jilbab meskipun berada dalam kamar pribadi karena khawatir bayangannya mengetahui atau melihat dirinya dalam keadaan tdk mengenakan jilbab.

Tetapi aku percaya bahwa setiap orang yang berakal sehat mengetahui bahwa jilbab hanyalah secarik kain yang tidak bisa menutupi keburukan akhlak dan tidak pula dapat menjadi saringan untuk menapis ampas busuk ucapan-ucapan kotor tak wajar dari lisan seorang perempuan.

Dia yang menganjurkan dan mengajarkan perempuan memakai jilbab menghendaki kecantikan dan keindahan mekar mewangi di tengah semesta. Dia pun menunjukkan bahwa sekuntum mawar tidak memperoleh kecantikan dan keharumannya karena jalinan dedaunan yang membingkai serta menghiasi kelopaknya. Sekuntum mawar hanyalah perwujudan keindahan yang tersembunyi dalam perut bumi yang kemudian menyembul menanti tetesan embun menyepuh wajahnya agar lebih cemerlang.

Wajah perempuan adalah kaca rias tempat rahasia kelembutan dan kecantikan semesta bersolek menampilkan keperawanan suci. Dalam bingkai jilbab akan tampak lebih mempesona dan terjaga dari tangan-tangan jahil. Namun ketika debu zaman dibiarkan mengotori wajah itu dan dipalingkan dari cahaya, sedang embun rahmatpun tak lagi membasuh lapisan debu yang menodai kelopaknya, maka wajah perempuan hanyalah kuburan gelap tempat kelembutan dan kecantikan mati merana ___ sedang jilbab hanya menjadi sebuah nisan yang semakin menanbah seramnya kuburan itu.

Seraut wajah berjilbab yang aku kenal itu sejak awal kuyakini sebagai kuburan bangkai-bangkai busuk. Tetapi tatakrama dan tradisi sosial ketimuran mengunci lisanku untuk menyatakan pendapat sampai sang waktu gulungan lembaran catatannya dan membenarkan keyakinanku.

Hari itu di tengah keramaian, perempuan itu mengumbar amarah karena kebusukan-kebusukan yang disembunyikannya selama ini di balik jilbab  membuat orang-orang yang menciumnya tak lagi mampu menahan aroma busuk itu sehingga mereka terpaksa hembuskan. Pada saat yang sama, perempuan itu sudah letih berpindah-pindah mencari dermaga lelaki yang selalu tertutup baginya untuk melabuhkan hasrat-hasrat aneh yang dia kemas rapi. Kegagalannya menghalau angin yang menebarkan aroma busuk bangkai yang disembunyikannya selama ini ditambah harapan-harapannya yang selalu kandas menyatu menjadi bara panas dan membuat otaknya menggelegak. Perempuan itu lantas mejadi liar tak terkendali dan semakin menegaskan bahwa dengan mengenakan jilbab , ia hanya berhasil menutupi keburukan bentuk tubuhnya, sedang keburukan akhlaknya semakin jelas menjijikkan dan menjadi tontonan orang-orang di sekelilingnya.

Kamis, 16 April 2015

*SURGA BILIK KORAN *

                               SURGA BILIK KORAN

Di kolong sebuah jembatan ibukota , dlm bilik yg terbuat dari koran2 bekas tinggal seorang lelaki kurus berkulit hitam bersama istrinya yang berwajah mulus dan cantik jelita. Debu2 yg beterbangan siang malam di sekitar tempat itu bagai enggan hinggap di atas kemulusan wajah istri lelaki itu. Jeritan2 knalpot yg merefleksikan kehidupan yg menangis samasekali gagal mengusik dan mengacaukan kemesraan cinta yang mereka rajut bagai sebuah lukisan abstrak.

Sudah beberapa hari aku duduk mengawasi mereka dari sebuah halte bus di seberang jalan. Syukur aku hanyalah seorang pengangguran sehingga tdk akan merugikan negara jika menghabiskan waktu seharian di halte itu. Dan juga ketika rasa lapar terasa mengiris perutku tak seorangpun yang akan terbebani. Semua itu telah memberiku cukup banyak kesempatan untuk mengamati lukisan kehidupan yang dilakonkan suami istri di kolong jembatan itu  ____ yang tentu saja apa yang kulakukan ini akan dianggap sebagai pekerjaan yang sia-sia dalam perspektif pengetahuan manusia yang hati dan akalnya terjebak dlm penjara impian materil.

Kala fajar menyepuh wajah bumi dengan sinar keemasan , lelaki itu meninggalkan bilik korannya dengan iringan do'a sang istri. Ia kemudian meniti benang-benang sang fajar dengan harapan akan mendapatkan makanan alakadarnya untuk menopang hidup bersama istri tercinta.

Manakala senja telah tiba , lelaki itu pulang membawa bungkusan di tangannya. Istrinya yang setia dan tidak pernah meninggalkan bilik koran itu akan berdiri menyambutnya dengan senyum bunga mawar yang aromanya senantiasa dijemput angin lalu dibawa terbang menuju tempat para bidadari menyanyikan kidung cinta.

Tangan halus dengan jari jemari lembut wanita jelita itu terulur menuntun lengan kurus sang suami seraya menyambut bungkusan makanan yang diperoleh suaminya melalui tetesan keringat sepanjang hari.

Kepuasan terpancar dari wajah mereka dalam menyambut jatah kehidupan yang telah dituliskan pena takdir. Keriangan hati mereka laksana kicau burung-burung surgawi saat terbuai dalam candaria yang tidak menyiratkan segorespun luka kehidupan.

Melihat kebahagiaan dalam bingkai kusam di depan mata , rasa cemburu diam-diam merasuki hatiku. Bukan karena lelaki itu dengan kepapaannya bisa mempunyai istri yang cantik jelita , tetapi wajah-wajah mereka yang selalu memantulkan bias-bias kebahagiaan di tengah keburaman nasib , sungguh kuanggap hal yang mustahil. Aku yakin pasti ada suatu rahasia yang tidak tampak dalam ruang kanvas kehidupan mereka .

Kucermati sungguh2 lembaran buku kehidupan suami istri itu dan tidak kudapati satu goresanpun yang menjelaskan rahasia kebahagiaan dalam lembaran siang. Maka aku mulai berpikir bahwa kegelapan malam yang senantiasa mendekap pesona warna-warni  pasti telah menyembunyikan pula suatu rahasia istimewa dari kehidupan mereka. Maka ketika matahari sudah lelap sedang rembulan menggigil sembunyikan wajah , aku datangi tempat mereka dengan bersembunyi di balik bentangan tirai kegelapan malam.

Dalam pesona memikat kusaksikan perempuan cantik itu tidur terlentang di hamparan kardus2 bekas sebagai tilam bagi tubuhnya yang halus lembut. Sementara suaminya sedang duduk bersimpuh dengan tangan tengadah seraya berdo'a ;
 " Ya Allah, Tuhan pemilik seluruh kerajaan ! Limpahkanlah kepadaku hati yang tidak menggantungkan harapan apapun kepada yang selain-Mu. Bimbinglah aku untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Mu yang tidak akan lunas meski kubayar dengan seluruh hidupku. Ya Allah, hindarkanlah aku dari menghasratkan istana-istana yang dibangun atas keserakahan setelah Engkau karuniakan surga dalam bilik koran. Janganlah Engkau biarkan kecantikan istriku membutakan aku untuk tidak memandang wajah-Mu. Ya Allah penderma segala kelezatan. Tanamkanlah kepuasan kepadaku terhadap rasa lapar dan haus demi hidangan surga dan seteguk air dari telaga kekasih-Mu. Janganlah Engkau menjadikan rasa lapar dan haus dapat mendorongku menghalalkan segala cara demi mengenyangkan perut dari hidangan tangan-tangan kotor bersimbah lumpur kemaksiatan "

Usai berdo'a lelaki itu merebahkan diri di sisi istrinya yang malam itu wajahnya menggantikan sinar rembulan. Sementara angin menebarkan aroma wangi mengantar do'a lelaki itu ke ufuk cakrawala.

Perlahan aku melangkah pulang sembari berbisik pada diriku sendiri, " Tidak sia-sia aku menembus kegelapan malam dan menyibak tirai yang dibentangkannya, karena malam ini telah menjelaskan rahasia istimewa yang sia-sia kucari pada siang hari.

KIAS

Engkau pamit tanpa pernah meninggalkanku
Seperti aku yang mendatangi setiap kota
Tanpa meninggalkan rumahku

Rabu, 15 April 2015

SURAT BUAT BURUNG GARUDA

Di kakimu tercengkeram
Bhinneka Tunggal Ika
Sebuah kalimat indah
Engkau taruh di kakimu

Kalau bisa berdandan
Ikat rambutmu dengan pita itu
Atau jadikan selendangmu
Biar engkau tambah cantik
Tak kelihatan angkuh
Dan mereka ...
Yang megap-megap dalam cengkeramanmu
Bisa bernafas lega
Menghembuskan cinta
Dan kesetiaan padamu

Kalau ada waktu senggang
Cobalah rukuk dan sujud
Agar engkau bisa memandang pitamu
Dan memahami makna tulisannya

Perisai di dadamu
Ukurannya terlalu kecil
Hanya cukup untuk melindungi
Beringin raksasa
Bintang-bintang fantasi
Banteng perkasa
Dan......, atau ....

Lalu siapa yang akan melindungi
Mereka yang megap-megap
Dalam cengkeraman kakimu ?

KATAKAN

Katakan padaku arti keindahan
Gugusan cahaya
Atau gumpalan kegelapan ?

Katakan padaku di mana tempat pertemuan
Di ufuk sinar
Atau di padang gelap

Katakan padaku untuk siapa aku hadir
Untuk si hitam manis
Atau untuk si putih lembut

Selasa, 14 April 2015

MUTIARA HIKMAH

" Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa mendatangi kita, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan "

MUTIARA HIKMAH

" Orang yg sungguh2 membuka mata dan pikirannya pada semua hal yang ia lakukan hari ini tdk akan dikejutkan dgn apapun yg akan datang dlm kehidupannya dihari esok "

Senin, 13 April 2015

SEDERHANA

YANG SEDERHANA SAJA

Kisahkan padaku yang sederhana saja
agar mataku dapat melihat bulunya

Di sini saja 
Di luar pagar rumahmu
Biar kutahu
apakah masih ada orang yang menemukan kedamaian
tanpa perlu masuk ke rumahmu