Minggu, 25 September 2016

PERUSAHAAN PERS


Sejak diberlakukannya UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers (“UU Pers”), pendirian usaha pers tidak lagi mensyaratkan adanya Surat Izin Usaha Pendirian Pers ( SIUPP )


Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU Pers, pengertian dari Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis uraian yang tersedia.

Lebih jauh dalam Pasal 1 angka 2 UU Pers disebutkan pengertian dari Perusahaan Pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, dan menyalurkan informasi.

Ketentuan bahwa perusahaan pers harus berbentuk badan hukum ini ditegaskan dalam Pasal 9 ayat (2) UU Pers bahwa setiap Perusahaan Pers harus berbentuk badan hukum Indonesia. Sayangnya dalam penjelasan Pasal 1 angka 2 UU Pers maupun dalam penjelasan Pasal 9 ayat (2) UU Pers, tidak dijelaskan lebih lanjut badan hukum apa seperti apa yang harus dipilih.

Contoh bentuk badan hukum di Indonesia antara lain adalah Perseroan Terbatas (PT), Yayasan,dan Koperasi. Belum ada ketentuan yang secara spesifik mensyaratkan Perusahaan Pers untuk memiliki bentuk badan hukum tertentu. Agar Anda memilih bentuk badan hukum yang tepat, maka perlu diketahui karakteristik usaha dari tiap badan hukum yang lebih jauh bisa Saudara simak di artikel Jenis-Jenis Badan Usaha dan Karakteristiknya.

Pada prinsipnya badan hukum PT didirikan untuk mencari keuntungan, badan hukum yayasan didirikan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, sedangkan badan hukum Koperasi didirikan untuk memajukan kesejahteraan para anggotanya.

Untuk pendirian PTdiatur dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Untuk pendirian Yayasan diatur dalam UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Sedangkan untuk pendirian Koperasi diatur dalam UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Pada ranah praktik perusahaan pers lebih banyak memilih bentuk badan hukum PT. Perizinan yang diperlukan bagi beroperasinya suatu PT antara lain adalah:
1.    Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM;
2.    Surat Domisili;
3.    NPWP;
4.    SIUP;
5.    TDP;
6.    Izin-izin teknis lainnya dari departmen teknis terkait. 

Sepanjang penelusuran, perusahaan pers tidak memerlukan izin dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) atau dari Dewan Pers.Karena perusahaan pers disyaratkan berbentuk badan hukum, maka perizinan yang diperlukan adalah perizinan sesuai dengan badan hukum yang dibentuk.

Untuk perusahaan pers, yang lebih perlu diperhatikan adalah mengenai aspek pemberitaan sebagai bagian dari kegiatan jurnalistik. Sesuai Pasal 12 UU Pers Perusahaan Pers diwajibkan untuk mengumumkan nama, alamat dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan.

Dari segi pemberitaan, media online sebagai alat jurnalistik harus tunduk dan taat pada Kode Etik jurnalistik dan berpegang pada Pedoman Pemberitaan Media Siber. Selain itu, Dewan Pers menetapkan bahwa perusahaan pers tersebut juga harus mengacu pada Standar Perusahaan Pers dan Standar Organisasi Perusahaan Pers.

Jadi, untuk perusahaan pers atau media online Saudara bisa diakui secara hukum, dalam pendiriannya harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ada yakni salah satunya adalah harus berbentuk badan hukum.Lebih jauh lagi, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistiknya, media online harus tetap mengacu pada UU Pers, Kode Etik Jurnalistik, serta pedoman-pedoman yang telah ditetapkan Dewan Pers, sebagai lembaga pengawas jurnalistik sebagaimana telah diuraikan di atas.

Jumat, 23 September 2016

MIMPI DAN PARA PEMIMPI


Salah satu fenomena yang acapkali terjadi di dalam negara yang menganut sistem demokrasi, adalah terjadinya benturan - benturan sosial yang menggunakan atribut agama, etnis maupun strata sosial lainnya.
Meski jelas bahwa sebenarnya cara - cara seperti ini adalah wujud dari sikap menipu diri sendiri. Karena di satu sisi kita menerima sistem demokrasi , tetapi disisi lain kita menolaknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Salah satu perwujudan demokrasi, misalnya dalam pemilihan pemimpin, entah itu pemimpin negara atau pemimpin daerah - daerah pada semua jenjang pemerintahan dalam negara demokrasi, issu - issu etnik, agama, sekte dan lain - lain menjadi sesuatu yang sangat ditonjolkan untuk meraih dukungan politik dan juga untuk menjegal atau menjatuhkan lawan politik. Hal - hal seperti ini mungkin wajar dalam kehidupan berbangsa yang multikultur. Tetapi masalahnya adalah, kenapa sistem demokrasi kita terima kalau pada hakekatnya kita tidak memerlukannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tetapi saya ingin mengatakan, bahwa terlepas dari sistem pemerintahan apapun yang dianut oleh sebuah negara, terkait seorang pemimpin..., maka rakyat hanya akan mendapatkan pemimpin sesuai yang pantas mereka dapatkan. Maksud saya adalah, bahwa diingkari atau ditaati, Tuhan tidak pernah beristirahat dan mengabaikan sezarrahpun persoalan ummat tanpa memberikan ganjaran seadil - adilnya. Artinya adalah : bahwa Tuhan tidak akan memberikan kita empedu, jika madu yang behak kita dapatkan.
Yang ingin saya katakan adalah bahwa pemimpin yang akan didapatkan oleh sebuah kaum, sebuah masyarakat dalam sebuah negara, apapun sistem pemerintahan yang dianut, mereka tidak akan mendapatkan pemimpin diluar dari apa yang berhak mereka dapatkan. Artinya bahwa meskipun tampaknya bahwa masyarakat sebuah negara tampak hidup religius, tetapi jika pada hakekatnya mereka melakukan tindakan - tindakan kekufuran dalam berbagai dimensi kehidupan, maka tentu orang kafirlah yang akan dikirim Tuhan sebagai pemimpin bagi masyarakat tersebut ___ meski bisa jadi pemimpin itu dipercaya masyarakat sebagai orang suci dan taat beragama.
Karena itu, bagi saya, sungguh tidak elok menggunakan istilah - istilah atas nama agama, etnis, ras atau issu apapun yang bersifat menonjolkan komunitas, atau sekte dan merendahkan komunitas atau sekte yang dianggap rival politik. Pepatah mengatakan, " Jika tidak bisa membicarakan kebaikan orang lain, janganlah yang buruk engkau katakan."

Selasa, 20 September 2016

PINISI YANG LEGENDARIS


Sumber - sumber lokal, khususnya dari daerah Sulawesi Selatan, mengatakan bahwa embrio perahu pinisi sudah ada sekitar abad ke - 12 Masehi. Namun perahu yang ada pada masa itu disebut Padewakang. Orang yang pertama membuatnya adalah putera mahkota kerajaan Luwu yang bernama Sawerigading. Tokoh ini merupakan tokoh legendaris yang ada dalam Lontarak I babad La Galigo. Dalam babad tersebut diceritakan bahwa suatu hari, ketika Sawerigading pulang dari pengembaraannya, ia melihat saudara kembarnya, We Tenri Abeng dan jatuh hati kepadanya. Tentu saja hal ini membuat marah ayahnya (Raja Luwu). Untuk menghibur hati Sawerigading, We Tenri Abeng menyuruhnya untuk pergi ke negeri Tiongkok, karena di sana konon ada seorang puteri yang wajahnya mirip dengannya. Puteri Tiongkok tersebut bernama We Cudai. Namun, untuk dapat pergi ke sana diperlukan perahu yang tangguh dan kuat. Sementara, Sawerigading tidak memilikinya. Padahal, untuk membuatnya diperlukan kayu yang berasal dari pohon welengreng atau pohon dewata yang adanya di daerah Mangkutu. Celakanya, pohon tersebut dianggap keramat, sehingga tidak ada orang yang berani menebangnya. Untuk itu, diadakanlah upacara besar-besaran yang bertujuan agar penunggu pohon bersedia pindah ke tempat atau pohon lain. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh neneknya yang benama La Toge Langi (Batara Guru). Konon, setelah pohon welengreng tumbang, pembuatan perahu dibantu oleh neneknya dan dilakukan secara magis di dalam perut bumi. Ketika perahu sudah jadi, Sawerigading pun berangkat ke negeri Tiongkok. Ia bersumpah tidak akan kembali ke Luwu.

Singkat ceritera, Sawerigading berhasil mempersunting Puteri We Cundai dan tinggal di negeri Tiongkok. Setelah lama di sana, ia rindu pada tanah kelahirannya. Dan, suatu hari ia berlayar menuju Luwu. Namun, ketika perahu hendak berlabuh di pantai Luwu, tiba-tiba ada gelombang besar yang menghantamnya, sehingga pecah. Kepingan-kepingannya terdampar di beberapa tempat. Sebagian badannya terdampar di pantai Ara, tali temali dan layar perahu terdampar di daerah Tanjung Bira, dan lunas perahu terdampar di daerah Lemo-Lemo. Dan, oleh orang-orang yang tinggal di ketiga daerah tersebut, kepingan-kepingan tadi disusun kembali, sehingga ada kepercayaan bahwa nenek moyang merekalah yang merekonstruksi perahu milik Sawewigading . Hasil rekonstruksi inilah yang kemudian dikenal sebagai pinisi. Demikianlah, sehingga keturunannya mewarisi keahlian-keahlian tertentu dalam pembuatan, bahkan mengemudi pinisi. Dalam konteks ini, orang Ara ahli dalam membuat tubuh dan bentuk perahu; orang Lemo-lemo ahli dalam finishing perahu; dan orang Tanjung Bira ahli mengemudi perahu (nahkoda dan awal perahu). Kekhasan-kekhasan itulah yang kemudian memunculkan ungkapan yang berbunyi:”Panre patangan’na Bira, Paingkolo tu Arayya, Pabingkung tu Lemo Lemoa”, artinya “ahli melihat dari Bira, ahli memakai singkolo (alat untuk merapatkan papan) dari Ara, dan ahli menghaluskan dari Tana Lemo”. Berdasarkan ungkapan itu, maka banyak orang yang meyakini, khususnya orang Bugis-Makassar, bahwa perahu pinisi yang bagus (sempurna) adalah pinisi yang dibuat oleh orang Ara dan Tana Lemo.

Proses Pembuatan Pinisi

Pembuatan pinisi dilakukan di sebuah galangan kapal sederhana yang disebut sebagai bantilang, dengan teknik ruling (Teknik yang oleh orang Bugis, khususnya warga Tana Beru disebut ruling ini sebenarnya merupakan suatu peraturan mengenai cara membuat perahu yang telah dibukukan dalam buku “Jaya Langkara”. Konon, buku tersebut dipinjam oleh seseorang yang berkebangsaan Belanda dan hingga kini belum dikembalikan. Ruling sebenarnya tidak hanya menjelaskan mengenai cara membuat perahu, tetapi juga pemilihan bahan dan peluncurannya ke laut lepas).

Orang yang sangat berperan dalam pembuatan pinisi adalah punggawa (kepala tukang atau tukang ahli). Ia dibantu oleh para sawi (tukang-tukang lainnya) dan calon-calon sawi. Selain itu, dibantu juga oleh tenaga-tenaga yang lain, sehingga secara keseluruhan melibatkan puluhan orang. Sebagai suatu proses, tentunya pembuatan pinisi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Berikut ini adalah tahap-tahap yang mesti dilakukan dalam pembuatan sebuah perahu yang oleh orang Bugis disebut pinisi.

Pencarian dan Penebangan Pohon

Pohon yang dicari adalah welengreng atau dewata karena kedua jenis pohon tersebut disamping kuat, juga tahan air. Pencariannya pun tidak dilakukan pada sembarang hari, tetapi pada hari-hari tertentu, yaitu hari kelima dan ketujuh pada bulan dimulainya pembuatan perahu. Ini ada kaitannya dengan kepercayaan bahwa angka 5 (naparilimai dalle’na) oleh orang Tana Beru dianggap sebagai angka yang baik karena mempunyai arti “rezeki sudah di tangan”. Sedangkan, angka 7 (natujuangngi dalle’na) berarti “selalu mendapat rezeki”. Setelah pohon yang memenuhi persyaratan ditemukan, maka penebangan pun dilakukan. Akan tetapi, sebelumnya diadakan semacam upacara persembahan karena jenis pohon itu dipercayai ada “penunggunya”. Dalam upacara ini, yang dijadikan sebagai korban adalah seekor ayam. Tujuannya adalah agar penunggu pohon tersebut tidak marah dan pindah ke tempat lain, sehingga segala sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Dengan perkataan lain, penebangan dapat berjalan lancar dan selamat. Pohon yang telah ditebang itu kemudian dibawa ke bantilang.

Pengeringan dan Pemotongan Kayu

Sebelum pohon (kayu) dipotong-potong sesuai dengan keinginan, ketika peletakan balok lunas, ada semacam ritual. Dalam konteks ini, balok lunas diletakkan di bawah kayu yang akan dijadikan bahan pembuatan pinisi dan salah satu ujungnya diarahkan (dihadapkan) ke Timur Laut. Ujung balok lunas yang mengarah ke Timur Laut ini merupakan simbol laki-laki. Sedangkan, ujung yang satu lagi yang arahnya berlawanan merupakan simbol perempuan. Sebelum dipotong-potong sesuai dengan keinginan, maka bahan (kayu-kayu) tersebut dikeringkan. Kemudian, kayu yang akan dipotong ditandai dengan pahatan disertai pembacaan doa dengan tujuan agar kayu tersebut dapat berfungsi dengan baik ketika telah menjadi perahu.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemotongan adalah mata kampak atau gergaji harus tepat pada arah urat kayu. Selain itu, pemotongan harus sampai selesai (tidak boleh berhenti sebelum kayu terpotong). Dengan cara seperti itu kekuatan kayu tetap terjamin. Sebagai catatan, pemotongan kayu dimulai pada bagian ujung-ujungnya. Salah satu potongan ujungnya dibuang ke laut sebagai penolak bala dan sekaligus sebagai simbol peran laki-laki (suami) yang mencari nafkah di laut. Sedangkan, ujung yang satunya disimpan di rumah sebagai simbol peran perempuan (isteri) yang menunggu suami pulang.

Perakitan
Setelah lunas terbentuk dan dihaluskan, maka langkah berikutnya adalah pemasangan papan pengapit lunas (soting). Pemasangan ini disertai dengan suatu upacara yang disebut kalebiseang. Kemudian disusul dengan pemasangan papan yang ukurannya berbeda-beda (dari bawah ke atas). Papan yang kecil ada di bagian bawah, sedang papan yang besar ada di bagian atas. Keseluruhannya berjumlah 126 buah. Sebagai catatan, sebelum pemasangan dilakukan, ada upacara yang disebut anjerreki, yaitu upacara yang bertujuan untuk memperkuat lunas. Setelah papan tersusun, pekerjaan diteruskan dengan pemasangan buritan dan tempat kemudi bagian bawah. Selanjutnya, badan perahu yang telah terbentuk tetapi masih belum sempurna karena masih banyak sela-selanya, khususnya antarpapan yang satu dengan lainnya, maka sela-sela tersebut perlu ditutup dengan majun. Pekerjaan ini, oleh masyarakat setempat disebut sebagai “a’panisi”. Kemudian, agar sambungan antar papan dapat merekat dengan kuat, maka sambungan-sambungan tersebut diberi perekat yang terbuat dari sejenis kulit pohon barruk.

Setelah papan merekat kuat, pekerjaan selanjutnya adalah “allepa” atau mendempul. Bahannya adalah campuran kapur dan minyak kelapa. Campuran tersebut diaduk oleh sedikitnya enam orang selama sekitar 12 jam. Banyaknya dempul yang diperlukan bergantung dari besar-kecilnya perahu yang dibuat. Untuk perahu yang bobotnya mencapai 100 ton, maka dempul yang diperlukan sekitar 20 kilogram. Selanjutnya, badan perahu yang telah dilapisi dengan dempul itu dihaluskan dengan kulit buah pepaya.

Penggunaan bahan-bahan sebagaimana disebut di atas (kulit pohon barruk dan kulit buah pepaya), ada kaitannya dengan mitos penciptaan pinisi yang menggunakan kekuatan magis. Mengacu kepada mitos itu, orang-orang di Tana Beru merasa bahwa komunitas mereka sebagai mikrokosmos, yaitu bagian dari jagad raya (makrokosmos). Hubungan antara kedua kosmos ini diatur oleh tata tertib abadi, sakral, dan telah dilembagakan oleh nenek moyang mereka sebagai adat istiadat. Kedua kosmos ini dijaga harmoninya, sehingga ada kecenderungan mempertahankan yang lama dan menolak atau mencurigai yang baru. Inilah yang kemudian menjadi penyebab mengapa mereka tidak begitu terpengaruh dengan teknologi modern.

Pandangan di atas juga berpengaruh pada aktivitas di galangan perahu (bantilang), yang prosesnya diibaratkan bayi dalam kandungan. Hal ini terlihat, misalnya, dalam upacara pemotongan lunas perahu (anatra kalebeseang). Pemotongan dan penyambungan balok-balok yang melambangkan perkawinan (persetubuhan) antara jantan dan betina sebagai “janin perahu”, kemudian menjadi “bayi perahu”. Selain itu, ada juga upacara pemberian pusat perahu (pamossi) yang melambangkan saat kelahiran (bayi) perahu ke laut lepas, seperti kelahiran manusia ke dunia dari kandungan ibunya. Dalam hal ini punggawa berperan sebagai ibu dan sekaligus sebagai “bidan”.

Sesuai dengan pandangan kosmos mereka, segala sesuatu dilihat dari segi totalitas yang berkaitan secara organik, sehingga pelanggaran terhadap “sebuah pantangan” akan berakibat fatal kepada keseluruhan (bayi) perahu yang akan dilahirkan. Pantangan terberat adalah apabila pihak sombali menyakiti hati punggawa. Kalau hal ini terjadi, perahu yang telah dibuat “tidak mau bergerak” ketika didorong ke laut. Ini disebabkan punggawa (sebagai ibu) tidak rela apabila “bayi” perahunya diserahkan kepada orang yang telah menyakiti hatinya. Oleh sebab itu, sombalu yang arif akan segera menghubungi sang punggawa untuk melakukan “perdamaian”. Apabila perahu diluncurkan secara paksa, perahu tersebut akan cacat sesudah sampai di laut. Jadi, ketangguhan perahu di laut bukan saja karena faktor teknis, tetapi juga karena faktor magis (gaib).

Pemasangan Tiang Layar

Setelah badan dan kerangka perahu selesai, maka pekerjaan selanjutnya adalah memasang tiang dan layar. Perahu pinisi biasanya menggunakan dua layar besar yang disebut sombala. Layar yang satu terpasang di bagian depan. Layar ini berukuran sekitar 200 meter persegi. Sedangkan, layar yang lainnya terletak lebih ke belakang dengan ukuran sekitar 125 meter persegi. Di atas setiap layar besar itu terdapat sebuah layar berbentuk segi tiga yang disebut tanpasere. Selain layar utama, pada bagian haluan dilengkapi tiga layar pembantu yang juga berbentuk segi tiga. Layar ini masing-masing disebut cocoro pantara (di bagian depan), cocoro tangnga (di tengah), dan tarengke (di bekalangnya). Sebagai catatan, pemasangan layar baru dilakukan setelah perahu sudah mengapung di laut.

Peluncuran Pinisi

Sebelum penisi diluncurkan ke laut, ada upacara yang dipimpin oleh punggawa. Jika pinisi yang akan diluncurkan bobotnya kurang dari 100 ton, maka binatang yang dijadikan korban adalah seekor kambing. Akan tetapi, jika bobotnya lebih dari 100 ton, maka yang dijadikan korban adalah seekor sapi. Adapun doa yang diucapkan sebagai berikut: “Bismillahir Rahmanir Rahim Bulu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnako mukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir” (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kau adalah bulu-bulunya tanah, tumbuh karena hujan, kayu dari kekayuan dari Mukma-nul Hakim saya percaya Nabi Haidir untuk menjagamu).

Setelah upacara selesai, perahu ditarik oleh para sahi dan calon sahi menuju ke laut.

Peluncuran biasanya dilakukan pada saat air laut sedang pasang (tengah hari). Lamanya bisa berhari-hari (biasanya sampai 3 hari). Pemasangan layar dilakukan ketika perahu sudah mengapung di laut. Dan, dengan mengapungnya perahu di laut dan terpasangnya layar, maka punggawa dan para sahinya yang selama sekitar enam bulan membuatnya, berakhir. Sebagai catatan, setiap perahu pinisi mempunyai nama tersendiri, seperti: Pajjala, Banggo, dan Sadek.

Nilai Budaya

Pinisi, sebagai salah satu identitas Orang Bugis, jika dicermati secara saksama, khususnya dalam proses pembuatannya, mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai itu, antara lain: kerjasama, kerja keras, ketelitian, keindahan, dan religius.

Nilai kerjasama tercermin dalam hubungan antara punggawa (kepala tukang atau tukang ahli), para sawi (tukang-tukang lainnya) dan calon-calon sawi serta tenaga-tenaga yang lainnya. Masing-masing mempunyai tugas tersendiri. Tanpa kerjasama yang baik antar mereka, perahu tidak dapat terwujud dengan baik. Bahkan, bukan hal yang mustahil perahu tidak pernah terwujud.

Nilai kerja keras tercermin dalam pencarian dan penebangan kayu welengreng atau dewata yang tidak mudah karena tidak setiap tempat ada. Penebangannya pun juga diperlukan kerja keras karena masih menggunakan peralatan tradisional (bukan gergaji mesin). Nilai ini juga tercermin dalam pemotongannya yang tidak boleh berhenti sebelum selesai (terpotong) dan pemasangan atau perakitannya yang membutuhkan kerja keras. Selain itu, nilai ini juga tercermin dalam pendempulan dan peluncuran karena untuk memindahkan perahu dari galangan bukan merupakan hal yang mudah atau ringan, tetapi diperlukan kerja keras yang membutuhkan waktu beberapa hari (sekitar 3 hari atau lebih).

Nilai ketelitian tercermin dalam pemotongan kayu yang harus tepat (mata kampak atau gergaji harus tepat pada arah urat kayu). Nilai keindahan dari bentuknya yang bentuknya yang sedemikian rupa, sehingga tampak kuat, gagah, dan indah.

Nilai religius tercermin dalam pemotongan pohon yang disertai dengan upacara agar “penunggunya” tidak marah dan pindah ke tempat lain, sehingga segala sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi. Nilai ini juga tercermin dalam doa ketika perahu akan diluncurkan ke laut (“Bismillahir Rahmanir Rahim Bulu-bulunnako buttaya, patimbonako bosiya, kayunnako lukmamulhakim, laku sareang Nabi Haidir”) (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Kau adalah bulu-bulunya tanah, tumbuh karena hujan, kayu dari kekayuan dari Lukmanul Hakim saya percaya Nabi Haidir untuk menjagamu)

SASTRA BUGIS ASSIMELLERENG


Siduppaka' nacabbiruu
Iyami napuada
Sappaako laingngE

Kuberpapasan, ia tersenyum
Tiada lain ia katakan
Carilah yang lain

PEkkona' sappaa laingngE
Engkagaro duwanna
AnrEna matakku

Bagaimana mungkin kucari yang lain
Adakah duanya
Yang memikat mataku

PolEna' palElE winru
Tenre' kutuju mata
Padammu silise'

Kutelah mencari kemana-mana
Namun tiada jua kudapatkan
Yang menyamai dirimu

MabEla mu risompeeri
Apa' ri pauwwangnga'
Balala padammu

Namun jauh kau kudatangi
Sebab telah kudiberitahu
Jarang  tandinganmu

Mauwa' sompe' ri Jawa
Sappaa'i senrapammu
Tenre' kulolongeng

Walaupun kumerantau hingga di Jawa
Mencari yang sepadan dirimu
Namun tiada kudapati jua

PolEna' palElE cinna
Sappaa'i sippadammu
Tenre'sa padammu

Kutelah mencoba mengalihkan harapan
Mencari seseorang yang kiranya menyamaimu
Namun tiada jua yang sama denganmu

SEnge' lalowa' ri mula wenni
kubali sEnge' tokko
Ri giling tinroku

Kenanglah daku diawal malam
Agar dikau kukenang pula
Dikala kumenggeliat dalam tidurku

SEnge'ka simata jarung
Kubali sEnge' tokki'
Sipuppureng lino

Kenanglah daku walau sebesar lubang jarum
Agar dikau kukenang pula
Hingga seumur dunia

KEgako lEwuu mangkangngulu
Matto'dang makkalilii'
Uwitao tinro

Dimana gerangan kau berbantal dalam baringmu
Membujur dalam geliatmu
Dikau kulihat dalam tidurku

Mannippia' ri wenniE
Manessa iko mua
Uwakkang matinro

Kubermimpi di malam hari
Jelas dikaulah jua
Kupangku dalam tidurku

Matinroku mannippikku
Iyami kuponippi
Ikomi kuwita

Saat kuterlelap, pastilah kubermimpi
Tiada lain yang hadir dalam mimpiku
Engkaulah yang kulihat

Upappadako cammingngE
Utimpa' baja-baja
Tekkubokorimmu

kau bagaikan cermin bagiku
Kuhadapkan wajahku dipermukaanmu tiap waktu
Takkan mungkin kumembelakangimu

Sangadi matE watangnga'
Mareppa' bulo-bulo
Kupaja massEnge'

Kecuali andai kumati terpaksa
Pecah bagai buluh
Maka usailah rinduku

Sangadi duai mEnrE'
Matanna tikkaa'EdE
Usala pangolo

Kecuali jika terbitlah dua
Sang matahari
Barulah mungkin aku keliru berpaling

MatEka' ala duwaE
Kutaro ri babuwa
Tenna iko mua

Aku mati andai ada duanya
Kusimpan dalam perutku
pastilah dikau jua

Akkitako ri kEtengngEdE
Alilii alibunna
Atikku ri lalengna

Pandanglah ke bulan diatas sana
Perhatikan lingkaran bulatnya
Hatiku ada didalamnya

Ana' uleng muita
Macoora puppuu benni
Padai nyawaku'

Lihatlah bintang
Berkilauan sepanjang malam
Seperti itulah jiwaku

Akkitako ri salo'E
Maccolo' baja-baja
Atikku ri lalengna

Pandanglah sungai
Airnya mengalir sepanjang waktu
Seperti itulah hatiku

Maggulilingna' palElE winru
Naikomua utuju
Nawa-nawakku

Dari segala penjuru kumencoba mengalihkan kasih
Namun dikau jua
Yang ada dalam benakku

Dua tellu kerraiko
Inge'mu na matammu
Taro simpolongmu

dua tiga hal membuatmu mempesona
Hidung dan matamu
Serta model sanggulmu

Iyasia minasakku
Alebbongpa malai
Assimellerengta

Tiada lain harapanku
Semoga liang lahadlah yang memisahkan
Cinta kasih kita

PEsona temma'gangkaku
Iyapa nakkEwiring
Kame'pi linoE

Keyakinanku tak terbatas
Nantilah kiranya berakhir
Jika dunia kiamat adanya

UpomEnasai sia
Silise' kasa renni'
Pawalung tadua

Kuberharap
Secarik kain kasa
Menjadi kain kafan kita berdua

UpomEnasai sia
Sitonra-tonra jari
LEtE ri Manipi

Kuberharap
Kita bergandeng tangan
Meniti akhirat

IkoarE idi' arE
LEtE ri Manipi 
Sitajengngi ri majEE'

Engkau atau aku
Lebih dulu menuju akhirat
Kita saling menunggu di surga

Ri majEE'pi mabbiccara
Ri TualenrEng pasi
Tomappasilolongeng

Di alam kuburlah nanti kita saling menyapa
Nantilah lagi di perbatasan negeri akhirat
Kita kan saling berkisah

Tessitajenggi' ri MajEE'
Kuwapi ri Manipii'
Sita baja-baja

Andai kita tak saling menunggu di alam kubur
Nantilah setelah di negeri akhirat
Kita dipertemukan selamanya

SEKILAS SEJARAH SINJAI

Kabupaten Sinjai berdasarkan penelusuran sejarah, dimulai dari pemukiman pertama di Wawo Bulu Manipi Kecamatan Sinjai Barat di sebelah timur Malino dipimpin oleh orang yang digelar Puatta Timpae’ Tana atau To Pasaja yaitu Arung Manurung Tanralili.
Keturunan Arung Tanralili, salah seorang diantaranya adalah wanita yang kemudian puteri Tanralili inilah yang mengembangkan wilayah Wawo Bulumenjadi Kerajaan Turungeng.
Raja wanita tersebut diperisterikan oleh putera Raja Tallo yang kemudian salah seorang turunannya adalah wanita kawin dengan salah seeorang putera Raja Bone. Dari hasil perkawinan itulah yang kemudian melahirkan enam orang putera dan satu orang puteri. Akan tetapi puterinyalah yang menggantikan ibunya menduduki tahta kerajaan di Turungeng. Adapun keenam puteranya ditebarkan ke wilayah lain sehingga ada yang bermukim di Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka, Bala Suka dan masing-masing berusaha membentuk wilayah kekuasaan.
Dari keturunan Puatta Timpae’ Tanaatau To Pasaja inilah yang berhasil membentuk kerajaan dalam wilayah dekat pantai yang dikenal dengan kerajaan Tondong, Bulo-Bulo, dan Lamatti.
Untuk memelihara hubungan dan keutuhan wilayah kerajaan yang bersumber dari satu keturunan, maka muncullah gagasan dari I Topacebba (anak dari La Padenring)  yang digelar Lamassiajingeng(Raja Lamatti ke-X) berupaya mempererat hubungan Lamatti dengan Bulo-Bulo atas dasar semboyan “PASIJAI SINGKERUNNA LAMATTI BULO-BULO  artinya satukan keyakinan / kekuatan Lamatti dengan Bulo-Bulo.
Penggagas dalam memelihara persatuan Lamatti dan Bulo-Bulo saat meninggalnya digelar  “PUATTA MATINROE’ RISIJAINNA.

Sinjai dalam ungkapan bahasa Bugisbermakna satu jahitanSinjai artinyabersatu dalam jahitan. Dari istilah sijaimenjadi sinjai, merupakan suatu simbol dalam mempererat hubungan kekeluargaan, menurut bahasa Bugis.

Dari pertumbuhan dan perkembangan kerajaan yang ada, muncul pemikiran baru tentang perlunya memperkuat persatuan dan kesatuan dalam memelihara dan melindungi kerajaan yang ada, maka dibentuklah kelompok gabungan kerajaan yang berbentuk federasi yang dikenal dengan :

1.      TELLU LIMPOE’, merupakan persekutuan kerajaan yang berdekatan dengan pantai, yaitu Tondong, Bulo-Bulo, dan Lamatti.

2.      PITU LIMPOE’, merupakan persekutuan kerajaan yang berlokasi di daerah dataran tinggi , yaitu kerajaan Turungeng, Manimpahoi, Terasa, Pao, Manipi, Suka, Balasuka.

Federasi kerajaan Tellu Limpoe’ danPitu Limpoe’ merupakan dua kekuatan yang akan membendung arus ekspansi dari barat dan selatan, juga merupakan kekuatan pertahanan untuk membendung arus ekspansi dari utara dan penyelamatan garis pantai.

Secara geografis, wilayah Sinjaimenempati posisi strategis karena berada pada kawasan pantai dan pegunungan yang merupakan lintas batas kerajaan Gowa dan Bone.

Antara kerajaan Gowa dan Bonesenantiasa bersaing dalam merebut pengaruh terhadap kerajaan tetangga sehingga wilayah Sinjai merupakan wilayah yang diincer oleh kedua kerajaan tersebut.

            Untuk mempertahankan wilayah garis pantai, raja-raja Tellu Limpoe’  (Lamatti, Tondong, Bulo-Bulo)bersepakat mendirikan benteng pertahanan di Balangnipa pada tahun 1557 dan diberi nama benteng Tellu Limpoe’ atau Benteng Balangnipa.

            Melihat kondisi perkembanagan gerakan kedua kerajaan tersebut (Gowa dan Bone), maka kerajaan-kerajaan kecil yang dalam wilayah Sinjai menyatakan dirinya sebagai kerajaan yang berstatus federasi yang terbentuk menjadi dua kekuatan yang tidak dapat dipisahkan dalam membendung pengaruh dari dua kerajaan besar.

            Upaya pembentukan dua kekuatan pertahanan, yaitu Pitu Limpoe’ dan Tellu Limpoe’ mengadakan kesepakatan untuk mempertahankan wilayahnya daripengaruh ekspansi Gowa dan Bone.

            Oleh karena raja-raja yang ada dalam wilayah Sinjai merasa dirinya sebagai satu sumber keturunan sehingga kedua kekuatan tersebut  (Pitu Limpoe’ dan Tellu Limpoe’) menempuh jalan yang arif dengan bersikap netral menghadapi kedua kerajaan tersebut. Sikap netral itulah sehingga menjadikan dirinya sebagai mediator untuk melakukan perdamaian antara Gowa dan Bone. Untuk itu maka  Tellu Limpoe’ maupun Pitu Limpoe’  tidak melakukan pemihakan dalam menghadapi kedua kerajaan tersebut sehingga berhasil mempertemukan kedua kerajaan yang saling berebut kekuasaan dan pengaruh. Dengan demikian maka digagaslah suatu perundingan untuk perdamaian sehingga pada bulan Februari 1564 Raja Bulo-Bulo ke-VI La Mappasoko Lao Manoe’ Tanru’naberhasil mempertemukan kedua kerajaan yang bertikai.

            Dalam perundingan, kerajaan  Gowadiwakili oleh I MANGERAI DAENG MAMETTA dan kerajaan Bone diwakili olehLATENRI RAWE BAONGKANGE yang disaksikan oleh raja-raja yang ada dalam wilayah Sinjai, yaitu Raja La Padenring (Raja Lamatti ke-VIII (bergelar Arung Mapali’e, suami I Daommo alias Mabbissuneng Eppa’e Arung Bulo-Bulo),  Iyottong Daeng Marumpa Raja Tondong, dan La Mappasoko Lao Manoe’ Tanrunna mewakili Raja Bulo-Bulo.

            Pertemuan antara Raja Bone dan Raja Gowa diadakan di Topekkong Kalaka Sinjai kira-kira 3 km dari pusat kota Sinjai (Balangnipa) dan berhasil melahirkan kesepakatan yang dikenal denganPERJANJIAN TOPEKKONG yang ditandai dengan LAMUNG PATUE’ RI TOPEKKONG (Penanaman batu besar).

           Lamung Patue’ merupakan simbol, bahwa bagian batu yang tertanam dimaksudkan sebagai simbol penguburan sikap keras yang dapat merugikan semua pihak. Batu yang muncul dipermukaan tanah, merupakan simbol persatuan yang tak tergoyahkan.

Perjanjian Topekkong

MADDUMME TO SIPALALO

saling mengizinkan mencari tempat bernaung

MABBELLE TO SIPASORO

saling memberi keuntungan dalam menangkap ikan

SEDDI PABBANUA PADA RIAPPUNNAI

satu penduduk kita miliki bersama

LEMPA ASEPA MAPPANNESSA

pikulan padi yang menentukan, kemanapadinya dibawa disitulah pilihannya

MUSUNNA GOWA MUSUNNA TO BONE NA TELLU LIMPOE’, MAKKUTOPI

ASSIBALINNA

musuh Gowa, juga musuh Bone dan Tellu Limpoe’, begitu pula sebaliknya

SISAPPARENG DECENG, TENG SISAPPARENG JA

saling mencari kebaikan, tidak saling mencari kejelekan (kekurangan)

SIRUI MENRE TE SIRUI NO

saling menaikkan, tidak saling menjatuhkan (menurunkan)

MALILU SIPAKAINGE, MALI SIPARAPPE

saling mengingatkan, salingmenyelematkan

Oleh karena raja-raja yang ada dalam wilayah Sinjai konsisten terhadapperjanjian Topekkong sehingga pada saatorang Belanda mendatangi dan membujukkerajaan Bulo-Bulo  untuk memerangikerajaan Gowa sebagai upaya untuk memecah belah kerajaan yang ada di wilayah Sulawesi Selatan sehingga puncak upaya Belanda untuk memecah belah terjadi pembunuhan terhadap orang-orang Belanda pada 29 Februari 1636 M. / 22 Ramadhan 1057 H.

Pada tahun 1824 Gubernur Jenderal Van Der Capellen datang dari Batavia membujuk I Cella Arung Bulo-Bulo XXIuntuk menerima perjanjian Bongaya, dan mengizinkan Belanda mendirikan loji ( Kantor Perdagangan) di Lappa. Tetapi dengan tegas ditolak, sehingga pada saat itu orang Belanda mengadakan penyerangan di bawah pimpinan Van Der Capellen, sedangkan pasukan kerajaan Tellu Limpoe’dipimpin oleh La Mandasini (Puatta Mapute Isinna) sebagai Dulung (Panglima) Tellu Limpoe’dan Baso Kalaka yang berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Ketika itu I Mappajaji alias I May Dg. Sisila anak dari I Mappakana arung Bulo-Bulo sebagaiArung Lamatti ke-30.

            Pada tahun 1859 pasukan Belanda kembali mengadakan serangan besar-besaran melalui laut dan darat yang dipimpin oleh Jenderal Van Swiaten. Oleh karena kekuatan tidak berimbang akhirnyaSinjai direbut oleh Belanda . Dengan demikian maka pada 15 Nopember 1861 Gubernur Sulawesi menetapkan daerah taklukannya Tellu Limpoe’ dijadikan wilayah pemerintahan dengan sebutanGester Districten. Oleh karena pasukan Belanda telah menaklukkan kerajaan Tellu Limpoe’ maka Belanda berusaha mengadakan pemugaran benteng Tellu Limpoe’ pada tahun 1864 - 1868 kemudian dijadikan markas pertahanan, sekaligus sebagai tempat tahanan (bekasnya sudah tidak ada) dikenal dengan kandang macan.

             Oleh karena Balangnipa pernah dilanda banjir sehingga benteng Balangnipa kemasukan air, maka Belanda berusaha memindahkan tahanan di Balobboro dalam bentuk kandang macan beberapa buah yang tidak beratap. Adapun bekas tahanan di balobboro penulis masih dapat melihat sekitar tahun 1969, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi, bahkan sudah menjadi pemukiman penduduk.

Jadi untuk membuktikan kekejaman kolonial terhadap pribumi sudah mengalami kesulitan karena bukti yang menjadi saksi sejarah sudah tiada.

Pada 24 Februari 1940 Gubernur Grote Gost menetapkan pembagian wilayah administrasi untuk daerah timur besar termasuk Residensi Celebes di mana daerah Sinjai bersama dengan beberapa daerah lainnya berstatus Onther Afdelingdalam wilayah Afdeling Bonthain. Sedangkan Onther Afdeling  Sinjai dibagi atas beberapa Adats Gemencap, yaitu :Cost Bulo-Bulo, Tondong, Manimpahoi, Lamatti West, Manipi dan Turungeng.

             Pada masa pendudukan Jepang, struktur pemerintahan ditata kembali sesuai kebutuhan bala tentara Jepang yang bermarkas di Gojeng.

             Perjuangan pemuda untuk mempertahankan kemerdekaan semakin tinggi sehingga pemuda-pemuda membentuk organisasi SUDARA (Sumber Darah Rakyat) yang disponsori oleh Abd. Razak SimarajaleloKRIS MUDA (Kebaktian Rakyat Islam Muda) dan lain-lain.

            Oleh karena  posisi Sinjai merupakan daerah yang strategis dan ditopang oleh semangat juang yang tinggi sehingga sebagian pemuda yang akan ikut berjuang di Jawa menjadikan daerah pantai Sinjaisebagai tempat transit ke Jawa, demikian pula yang berasal dari Jawa.

            Kondisi masyarakat Sinjai sangat antusias menyambut dan mempertahankan kemerdekaan sehingga para pejuang tidak henti-hentinya mengadakan konsolidasi dan koordinasi untuk mengadakan perlawanan yang dipimpin oleh M. Syurkati Said, M. Yahya Mathan, M. Sultan Isma, M. Dahlan Isma, A. M. Saleh, Abdul Hai, M. Sattar, Mukmin dan lain-lain yang mendapat dukungan rakyat Sinjai, kecuali yang merasa ada hubungan denganBelanda.

Kemerdekaan Negara Indonesia diproklamirkan dalam sebuah Proklamasi pada 17 Agustus 1945 di Jakarta oleh Soekarno dan Hatta. Atas dasar itu maka berakhirlah kekuasaan Jepang di Indonesia dan menyerahkan kedaulatan itu kepada bangsa Indonesia untuk mengatur pemerintahannya sehingga sturktur pemerintahan di Sinjai masih tetap berada di bawah Daerah Swatantra Tingkat II Bonthain yang membawahi Bonthain sendiri, Sinjai, Bulukumba, dan Selayar dengan status Kewedanaan.

          Pemerintah Jepang di Makassar mengirim Abd. Razak Simarajalelo (orang Sumatera) ke Sinjai (seorang pejuang yang berada di Makassar) untuk menerima penyerahan pemerintahan di Sinjai. Setelah itu, Abd. Razak  Simarajalelo melanjutkan penyerahan.  Pemerintahan di Sinjaikepada H. A. Mappatoba (Arung Bulo-Bulo Timur) maka resmilah Pemerintahan diSinjai dipegang oleh bangsa Indonesia pada 19 Agustus 1945.

H. A. Mappatoba menjadi Kepala Pemerintahan R. I. (KPRI) Dalam bentuk Kewedanaan Di Sinjai dengan membawahi  Distrik Lamatti, Bikeru, Manimpahoi, dan Manipi.       

            Dalam perjalanan pemerintahan KPRI terjadi perubahan istilah pemerintahan menjadi Kepala Pemerintahan Negeri (KPN), pada masa ini pemerintahan dipegang oleh Abd. Razak Dg. Patunru (orang Bulukumba), kemudian beralih kepada Ahmad Marsuki Dg. Marala (Ayah Laica Marsuki SH.). Selanjutnya pemerintahan beralih kepadaPuatta Indar (Sinjai), kemudian beralih kepada Laode Hibali (orang Buton) pada tahun 1955. Selanjutnya kepala pemerintahan beralih kepada A. Attas (orang Bone), kemudian pindah kepada A. Jamuddin ( orang Bone), kemudian pindah kepada Bustan (Mantan Kepala Daerah Wajo). Pada saat ini berakhirlah istilah Kewedanaan dan Distrik diubah menjadiDaerah Swatantra Tingkat II Sinjai (Daswati II Sinjai), dan Distrik diubah menjadi Kecamatan sehingga Kepala Pemerintahan menjadi Kepala Daerah danCamat pada tahun 1959. Dari Daswati diubah lagi menjadi Dati II Kabupaten Sinjai dan kepala pemerintahannya bergelar Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Sinjai.  Istilah Dati II Kabupaten Sinjai berubah menjadi Kabupaten Sinjaidan kepala pemerintahannya bergelarBupati Sinjai.

             Perubahan sistem pemerintahan tersebut terjadi karena berdasarkan UURI. No. 29 Tahun 1959 yang mengatur pemerintahan dan pemekaran serta pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II.  Atas dasar UURI tersebut Sinjaiditingkatkan statusnya dari Kewedanaan di bawah naungan Bonthain sehingga pada 29 Oktober 1959 Sinjai resmi menjadi Daerah SwatantraTingkat II Sinjai yang dipimpin oleh Mayor A. Abd. Latief sebagai Kepala Daerah yang pertama dan dilantik pada 27 Februari 1960.  Jadi secara dejure Sinjaibaru memasuki umur 46 tahun.

           Setelah perang mempertahankan kemerdekaan usai, maka kekuasaan berada di tangan bangsa Indonesia masih dalam suasana transisi.  Untuk itu,  struktur pemerintahan yang ada masih tetap dipertahankan sehingga pemerintahanSinjai yang berstatus Kewedanaan dan berada dalam naungan Daerah Swatantra Bonthain seperti halnya Bonthain sendiri,Bukukumba dan Selayar.

          Oleh karena Sinjai berada di bawahpemerintahan Daerah Swantantra Bonthainmaka yang mewakili Kewedanaan Sinjaisebagai anggota DPR ialah St. Marwah Sulaiman dan M. Syurkati Said, dan A. Muh. Saleh. Konon wakil dari kewedanaanSinjai cukup berpengaruh, karena St. Marwah Sulaiman dalam sejarahnya pernah membubarkan rapat DPR Bonthain karena terjadi perbedaan prinsip.

Sabtu, 20 Agustus 2016

SEKAPUR SIRIH SELINTING TEMBAKAU

Bagi anda yang gemar membaca buku pasti pernah melihat pada halaman - halaman awal sebuah buku ada tertulis dalam bentuk judul, SEKAPUR SIRIH. Istilah ini diadopsi dari tradisi nusantara yang khususnya dipraktekkan oleh suku - suku Bugis dan Melayu sejak berabad - abad yang lalu.
Dimasa lalu suku-suku Bugis dan Melayu sangat kental dengan tradisi " Mangngota" yaitu mengunyah kapur sirih ( sering ditambahkan pinang) tanpa menelannya. Hal seperti ini sampai sekarang masih dilakukan oleh hampir semua suku- suku di Papua. Tradisi ini dipercaya untuk menguatkan gigi dan membersihkan gusi dan rongga mulut dari berbagai macam kuman.
Lepas dari manfaat yang dipercayai dalam tradisi mengunyah kapur sirih + pinang, saya secara khusus akan menyoroti tradisi ini dalam fungsinya sebagai perekat hubungan antar individu dalam masyarakat dan simbol penghormatan dalam interaksi sosial.
Tradisi ini memiliki posisi ekslusif khususnya bagi masyarakat suku Melayau dan Bugis di masa lalu sehingga hampir semua bentuk interaksi sosial dianggap "Tidak Sahih" tanpa adanya sekapur sirih terlebih untuk acara - acara penting atau sakral semisal perkawinan, acara - acara adat, musyawarah warga bahkan untuk memulai perang atau pertarungan mempertaruhkan harga diri.
Tradisi yang dianggap wajib ini mengandung nilai - nilai kearifan lokal yang fungsinya semacam "Tuma'ninah" yang disyaratkan diantara setiap sikap/posisi dalam shalat.
Memulai sebuah urusan yang terkait dengan orang lain, bahkan musuh sekalipun, adalah wajib menghormatinya dengan mendahulukan menawarkan pinang sirih sebelum memulai urusan yang menjadi tujuan utama. Pada saat mengunyah pinang sirih inilah digunakan untuk menjernihkan hati dan pikiran agar apapun yang menjadi akhir dari urusan nanti hendaknya menjadi pilihan yang benar-benar disadari dan dipertanggung jawabkan.
Seiring zaman, tradisi "Mangngota" tergantikan dengan tradisi "Merokok" dengan tembakau lintingan yang tetap mengacu pada fungsi sosial yang sama.
Ini adalah tradisi yang tumbuh di tengah - tengah masyarakat sebagai perekat hubungan sosial yang terbukti efektif untuk tujuan yang dimaksud.
Sampai sekarang masih ditemukan tradisi membawa rokok dengan wadah baki ( bossara') sebagai "Surat Undangan" kepada para pamong, tokoh-tokoh masyarakat atau kerabat yang dituakan ketika kedatangan mereka diperlukan untuk hadir di pesta - pesta rakyat. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan dan simbol kedekatan hubungan sosial. Dalam hal ini, bentuk undangan lain akan dianggap sebagai sebuah pelecehan dan sikap tidak hormat yang sekaligus akan menjadi aib bagi pihak pengundang.
Di tengah pergaulan masyarakat umum, rokok menjadi " Benda Keramat" yang memiliki keampuhan menjembatani sebuah hubungan sosial dan memiliki keajaiban untuk menyingkirkan keraguan dan sikap grogi untuk memulai sebuah perkenalan dengan orang asing. Rokok selalu ditawarkan bahkan meski kepada seseorang yang bukan perokok. Karena pada dasarnya ini hanya semacam ritual  penawaran dan sikap membuka diri bagi orang lain.
Selain itu, tradisi merokok ini juga menjembatani usaha untuk saling berbagi rezeki tanpa menimbulkan ketersinggungan pada pihak penerima.Dalam tradisi masyarakat khususnya bagi suku Melayu dan Bugis menerima sesuatu dalam bentuk belas kasihan dianggap menciderai harga diri seseorang. Dan hal itu akan menyakitkan. Di sinilah tradisi merokok menjadi penengah. Biasanya pihak pemberi akan menggunakan kalimat, " Sekedar pembeli rokok." Ini hanya sebuah kalimat sederhana tetapi sanggup menyelamatkan hati seseorang dari ketersinggungan dan luka harga diri.
Gencarnya kampanye anti rokok dengan dukungan berbagai regulasi belakangan ini menimbulkan perubahan paradigma dan mulai mengubur tradisi merokok.
Mungkin benar bahwa tradisi merokok tidaklah menyehatkan. Tetapi bukankah semua hal di dunia ini memiliki sisi gelap dan terang ? Bukankah setiap orang waras memiliki sisi kegilaan ?  Bahkan jika seseorang benar - benar sehat, maka " Cukuplah sehatmu itu sebagai sakitmu" , demikian dikatakan Muhammad al-Musthafa sang kekasih Tuhan.

KENAPA JIKA BERBEDA

Di kelasnya ada 25 orang murid, setiap kenaikan kelas, anak perempuanku selalu mendapat ranking ke-23.
Lambat laun ia dijuluki dengan panggilan nomor ini. Sebagai orangtua, kami merasa panggilan ini kurang enak didengar, namun anehnya anak kami tidak merasa keberatan dengan panggilan ini.
Pada sebuah acara keluarga besar, kami berkumpul bersama di sebuah restoran. Topik pembicaraan semua orang adalah tentang jagoan mereka masing-masing.
Anak-anak ditanya apa cita-cita mereka kalau sudah besar? Ada yang menjawab jadi dokter, pilot, arsitek bahkan presiden. Semua orangpun bertepuk tangan.
Anak perempuan kami terlihat sangat sibuk membantu anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya.
Didesak orang banyak, akhirnya dia menjawab:

"Saat aku dewasa, cita-citaku yang pertama adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari lalu bermain-main".

Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan apa cita-citanya yang kedua. Diapun menjawab :

“Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang”.

Semua sanak keluarga saling pandang tanpa tahu harus berkata apa. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.
Sepulangnya kami kembali ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak hanya menjadi seorang guru TK?
Anak kami sangat penurut, dia tidak lagi membaca komik, tidak lagi membuat origami, tidak lagi banyak bermain.
Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan terus tanpa henti.
Sampai akhirnya tubuh kecilnya tidak bisa bertahan lagi terserang flu berat dan radang paru-paru. Akan tetapi hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja rangking 23.
Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak memahami akan nilai sekolahnya.
Pada suatu minggu, teman-teman sekantor mengajak pergi rekreasi bersama. Semua orang membawa serta keluarga mereka.
Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan kebolehannya.
Anak kami tidak punya keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan sangat gembira.
Dia sering kali lari ke belakang untuk mengawasi bahan makanan.
Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat sedikit miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap wadah sayuran yang meluap ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.
Ketika makan, ada satu kejadian tak terduga. Dua orang anak lelaki teman kami, satunya si jenius matematika, satunya lagi ahli bahasa Inggris berebut sebuah kue.
Tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau saling membaginya. Para orang tua membujuk mereka, namun tak berhasil.
Terakhir anak kamilah yang berhasil melerainya dengan merayu mereka untuk berdamai.
Ketika pulang, jalanan macet. Anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku membuat guyonan dan terus membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti.
Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia mengguntingkan berbagai bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan.
Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio-nya masing-masing. Mereka terlihat begitu gembira.
Selepas ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku. Pertama-tama mendapatkan kabar kalau rangking sekolah anakku tetap 23.
Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang terjadi. Hal yang pertama kali ditemukannya selama lebih dari 30 tahun mengajar. Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu :

" Siapa teman sekelas yang paling kamu kagumi dan apa alasannya ?"
Semua teman sekelasnya menuliskan nama : " Anakku "

Mereka bilang karena anakku sangat senang membantu orang, selalu memberi semangat, selalu menghibur, selalu enak diajak berteman, dan banyak lagi.
Si wali kelas memberi pujian: “Anak ibu ini kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu”.
Saya bercanda pada anakku, “Suatu saat kamu akan jadi pahlawan”.
Anakku yang sedang merajut selendang leher tiba-tiba menjawab :
“Bu guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.”
.
" Ibu,  aku tidak mau jadi pahlawan.  Aku mau jadi orang yang bertepuk tangan di pinggir jalan "
Aku terkejut mendengarnya. Dalam hatiku pun terasa hangat seketika. Seketika hatiku tergugah oleh anak perempuanku.
Di dunia ini banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi seorang pahlawan. Namun Anakku memilih untuk menjadi orang yang tidak terlihat. Seperti akar sebuah tanaman, tidak terlihat, tapi ialah yang mengokohkan.
Jika ia bisa sehat, jika ia bisa hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hatinya,  ____ mengapa anak - anak kita tidak boleh menjadi orang biasa yang berhati baik dan jujur ?

Rabu, 17 Agustus 2016

WARTAWAN YANG PAHLAWAN

Jika saat ini kita bisa melihat foto Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi maka sudah patutnya kita berterima kasih pada sosok kakak beradik, Alex Mendur dan Frans Mendur. Berkat dua orang bersaudara itu, hingga saat ini saksi bisu hari paling penting untuk bangsa ini bisa kita lihat.
Padahal tak ada instruksi untuk keduanya mengambil foto saat teks Proklamasi dibacakan. Frans Mendur hanya tak sengaja mendengar kabar dari harian Asia Raya. Pun kakaknya, Alex Mendur yang berprofesi sebagai fotgrafer kantor berita Jepang waktu itu.
Keduanya langsung bergegas ke kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Cikini, Jakarta dengan membawa kamera masing-masing. Dengan mengendap-endap, Mendur bersaudara berhasil merapat di lokasi tepat pukul 05.00 pagi. Rupanya hanya mereka berdua, fotografer yang hadir di hari paling penting bagi bangsa Indonesia itu.
Alex dan Frans berhasil mengabadikan beberapa foto detik-detik proklamasi Indonesia. Namun usai upacara, mereka berdua disergap tentara Jepang. Alex ditangkap, kameranya disita, hasil fotonya dibakar. Sementara Frans berkilah, ia mengaku negatif filmnya telah dirampas Barisan Pelopor padahal telah dikubur dalam tanah. Tentara Jepang pun berhasil ia kelabuhi.
Setelah dirasa aman, keduanya lalu menggali tanah tempat negatif film dikubur. Tak menunggu lama, film itu kemudian dicetak. Butuh keberanian dan mental baja. Mendur bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, memanjat pohon, dan melompati pagar hingga akhirnya menemukan lab foto. Sebab jika tertangkap Jepang, bukan tak mungkin Mendur bersaudara dihukum mati. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi Indonesia tak akan terdokumentasikan dalam bentuk foto.
Mendur bersaudara lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara. Alex Mendur lahir pada 1907, sementara adiknya Frans Mendur lahir tahun 1913. Kala itu nama Mendur bersaudara sudah terkenal di mana-mana. Keberadaan mereka diperhitungkan media-media asing.
Untuk mengenang aksi heroik Mendur bersaudara, keluarga besar Mendur mendirikan sebuah monumen yang disebut "Tugu Pers Mendur". Tugu ini berupa patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat Minahasa berbentuk panggung berbahan kayu.
Tugu Pers Mendur didirikan di Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, di tanah kelahiran mereka. Di dalam rumah itu terdapat 113 foto karya Mendur bersaudara yang diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 Februari 2013.

INSPIRASI DARI BAWAH POHON SUKUN


Tiga hari sudah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) berlangsung. Tokoh-tokoh terkemuka dari seluruh kepulauan di Indonesia masih kukuh pada pendirian masing-masing tentang prinsip dasar dari Indonesia Merdeka.

Satu kelompok menginginkan membentuk negara Indonesia berdasarkan Islam, sementara kelompok lainnya menginginkan wilayah negara yang luas. Ada juga kelompok yang berpandangan Indonesia belum matang untuk memerintah diri sendiri.

Sukarno yang memilih tokoh-tokoh itu untuk mengikuti sidang BPUPKI di Gedung Volksraad Jalan Pejambon, Jakarta, duduk di tengah-tengah sidang mendengarkan segala keributan dan membiarkan kelompok-kelompok itu mengeluarkan pendapatnya.

"Bulu kudukku berdiri ketika mendengarkan setiap orang menguraikan rencana yang mencakup hal-hal paling kecil. Mereka terlalu banyak biacara 'seandainya' dan menduga-duga," ucap Sukarno menggambarkan suasana sidang dalam bukunya Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Sukarno gemas sekaligus khawatir dengan percekcokan yang tak ada ujung itu. Ia khawatir kondisi ini akan membuat kemerdekaan Indonesia malah tidak akan pernah terwujud. 

Dalam benaknya, muncul kembali prinsip-prinsip dasar negara yang pernah dipikirkannya sejak 16 tahun sebelumnya, saat ia mendekam di gelapnya Penjara Banceuy, Bandung.

Ia juga teringat buah pikirannya saat diasingkan di Pulau Flores, NTT. Di pulau yang sepi dan tanpa kawan itu, Sukarno duduk di bawah pohon sukun di depan rumahnya, dan menghabiskan waktu berjam-jam di tempat itu merenungkan ilham yang diturunkan Tuhan kepadanya tentang dasar negara yang tepat untuk Indonesia merdeka.

Bagi Sukarno, dasar negara yang tepat bagi Indonesia adalah prinsip-prinsip yang berasal dari tradisi Indonesia, bukan pada Deklarasi Kemerdekaan Amerika ataupun pada Manifesto Komunis. Juga bukan dari pandangan hidup bangsa lain.

Maka Sukarno pun bersiap menyampaikan buah pikirannya ini pada sidang keesokan harinya, 1 Juni 1945. Namun pada malam harinya, dia menyepi. Sukarno keluar rumah dan menatap bintang-bintang di langit.

Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams, Sukarno mengaku begitu kagum melihat ciptaan Tuhan itu. Bersama rasa kagumnya ia meratap dalam hati, "Aku tahu, pemikiran yang akan kusampaikan bukanlah milikku. Engkaulah yang membukakannya kepadaku. Hanya Engkaulah yang Maha Pencipta, Engkaulah yang selalu memberi petunjuk pada setiap napas hidupku. Ya Allah, berikan kembali petunjuk serta ilham-Mu kepadaku."

Pukul 09.00 pagi, sidang BPUPKI dibuka kembali pada 1 Juni 1945. Sukarno melangkah ke podium marmer yang letaknya lebih tinggi. Tanpa memegang naskah pidato, Sukarno mengupas lima prinsip, yang disebutnya lima mutiara berharga, yakni Kebangsaan, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Demokrasi, Keadilan Sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Di pengujung pidatonya Sukarno berkata, "Marilah kita menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi biarkan masing-masing orang Indonesia bertuhan Tuhannya sendiri..."

Sukarno pun kemudian menyebut lima mutiara berharga itu sebagai Pancasila. Lima prinsip yang menjadi dasar negara, seperti Rukun Islam yang juga lima, jari di satu tangan yang juga lima, dan pahlawan Mahabarata yang juga berjumlah lima orang.

Mendengar pidato ini, serentak semua anggota BPUPKI dari pihak Indonesia bertepuk tangan bergemuruh. Mereka berdiri dari kursi masing-masing dan menerima falsafah negara Pancasila yang disodorkan Sukarno secara aklamasi.

Kamis, 04 Agustus 2016

PENYAKIT DALAM TUBUH MANUSIA

Riset tentang penyakit dalam tubuh manusia :
Bahwa sel-sel kanker paling takut dengan CINTA.

Profesor 霍金斯 mengatakan: Kebanyakan orang sakit karena tidak ada hati kasih dalam dirinya. Yang ada hanya kesedihan dan deraian air mata. Getaran magnet kasih di bawah 200 menyebabkan mudah terserang sakit.

大微霍金斯 mendapati bahwa  sebagian orang sakit SELALU menggunakan pikiran negatif. Jika frekuensi cinta kasih seseorang DI ATAS 200 maka dia tidak akan sakit

Pikiran atau niat negatif mana yang ada di bawah getaran 200? Yaitu suka mengeluh, suka menyalahkan orang lain, dendam pada orang. Kalau pikiran ini yang menguasai pikirannya berarti magnet cinta kasihnya hanya ada di sekitar 30-40 saja.  Proses tidak putus-putusnya menyalahkan orang lain telah menguras sebagian besar tenaga sehingga frekuensi cinta kasihnya berada di bawah 200. Orang- orang seperti itu SANGAT MUDAH  mengidap berbagai jenis penyakit.

Profesor 霍金斯 telah melakukan puluhan ribu riset contoh kasus dan penelitian pada orang-orang yang berbeda namun jawabannya serupa yaitu: asal getaran frekuensinya berada DI BAWAH *Penemuan Menggemparkan Manusia di Amerika:*

Menyatakan bahwa sel-sel kanker paling takut dengan CINTA.
Penelitian menemukan bhw org sakit karena tidak punya cinta kasih...!

Profesor Amerika  霍金斯 yg adalah seorang dokter terkenal, dia telah mengobati banyak orang sakit dari berbagai belahan dunia. Begitu melihat seseorang, dia sudah tahu mengapa orang itu sakit. Karena dari tubuhnya TIDAK DITEMUKAN sedikitpun "kasih/ rahmah" dalam dirinya..., Hanya ada penderitaan, keluhan dan deraian air mata yang membungkus seluruh tubuhnya.

Profesor 霍金斯 mengatakan: Kebanyakan orang sakit karena tidak ada hati kasih dalam dirinya. Yang ada hanya kesedihan dan deraian air mata. Getaran magnet kasih di bawah 200 menyebabkan mudah terserang sakit.

大微霍金斯 mendapati bahwa  sebagian orang sakit SELALU menggunakan pikiran negatif. Jika frekuensi cinta kasih seseorang DI ATAS 200 maka dia tidak akan sakit (red: in syaa Allah).

Pikiran atau niat negatif mana yang ada di bawah getaran 200? Yaitu suka mengeluh, suka menyalahkan orang lain, dendam pada orang. Kalau pikiran ini yang menguasai pikirannya berarti magnet cinta kasihnya hanya ada di sekitar 30-40 saja.  Proses tidak putus-putusnya menyalahkan orang lain telah menguras sebagian besar tenaga sehingga frekuensi cinta kasihnya berada di bawah 200. Orang- orang seperti itu SANGAT MUDAH  mengidap berbagai jenis penyakit.

Frekuensi paling tinggi berada di angka 1000 dan yang paling rendah berada di angka 1. Beliau mengatakan di dunia ini dia telah melihat yang mempunyai frekuensi positif di atas 700 maka kekebalannya/ kemampuannya sangat cukup. Jika orang-orang seperti itu tampil di suatu tempat maka ia bisa mempengaruhi frekuensi positif di daerah itu.

Pada saat orang yang memiliki getaran HAWA positif tampil di suatu tempat maka dia akan menggerakkan semua orang dan makhluk yang ada di tempat itu menjadi nyaman dan merasa damai (red: Rahmatan lil Alamin).

Namun pada saat orang  memiliki pikiran  negatif muncul di suatu tempat bukan saja akan mencelakai dirinya sendiri tetapi juga bisa menyebabkan ATMOSFIR/ HAWA POSITIF di tempat tersebut memburuk.

Profesor 霍金斯 telah melakukan puluhan ribu riset contoh kasus dan penelitian pada orang-orang yang berbeda namun jawabannya serupa yaitu: asal getaran frekuensinya berada DI BAWAH  200 maka orang itu SEDANG SAKIT. Tapi jika berada DI ATAS 200 maka orang itu TIDAK SAKIT. 

Yang di atas 200: apa saja yg  didasari dengan hati Welas Asih (red: Qalbun Salim), cinta kasih, suka beramal, gampang memaafkan, lemah lembut, dan lain-lain. Ini semua berada di frekuensi sekitar 400-500.

Sebaliknya suka membenci, emosional, menyalahkan orang lain, marah, iri hati, menuntut orang lain, egois, dalam semua hal hanya memikirkan kepentingan pribadi, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain,  orang-orang seperti itu mempunyai frekuensi magnet yang PALING RENDAH. Hal itu yg dpt menyebabkan menjadi penyakit kanker, sakit jantung dan penyebab penyakit lainnya. dari sudut pandang medis bahwa pikiran itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kesehatan dan penyakit seseorang.

Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah adalah virus yang merusak tubuh.

Apa saja yg  didasari dengan hati Welas Asih, cinta kasih, suka beramal, gampang memaafkan, lemah lembut, dan lain-lain. Ini semua berada di frekuensi sekitar 400-500.

Sebaliknya suka membenci, emosional, menyalahkan orang lain, marah, iri hati, menuntut orang lain, egois, dalam semua hal hanya memikirkan kepentingan pribadi, tidak pernah memikirkan perasaan orang lain,  orang-orang seperti itu mempunyai frekuensi magnet yang PALING RENDAH. Hal itu yg dpt menyebabkan menjadi penyakit kanker, sakit jantung dan penyebab penyakit lainnya.

Dia memberitahukan kepada kita dari sudut pandang medis bahwa pikiran itu sangat luar biasa pengaruhnya terhadap kesehatan dan penyakit seseorang.

Kekuatan Cinta

Seorang seniman biola setelah mengidap penyakit kanker dia berjuang melawan penyakitnya namun dia merasakan semakin hari semakin memburuk lalu dia memperbaiki konsep pikirannya dengan mencintai semua sel kanker yang ada dalam dirinya sendiri, dia melihat sel kanker yang menyakitkan itu sebagai sebuah pelayanan pada dirinya dan ia berterima kasih padanya dan dia merasakan perasaannya lebih nyaman.

Selanjutnya dia memutuskan menjalani dengan Cinta untuk menghadapi dan semua masalah yang dihadapinya dia memutuskan untuk melayani setiap orang dan dirinya sendiri dengan cinta.

Setelah beberapa waktu berlalu di luar dugaan, semua sel-sel kanker dalam dirinya menjadi hilang. Terakhir dia menjadi seorang ahli therapy  di Jepang. Dia mendapati dasar dari semua kehidupan adalah Cinta dan kasih sayang. Pada saat seseorang telah bisa hidup dengan cinta, maka dia bisa mendapatkan kedamaian dan kesehatan secara fisik dan batin.

Selasa, 26 Juli 2016

JATUH

Apakah anda jatuh sendiri atau dijatuhkan, faktanya tetap sama, yakni "Jatuh."
Ketika anda jatuh, maka itu bukanlah saat untuk mencari kambing hitam, melainkan saat untuk berpikir dan berusaha bagaimana cara bangkit. Karena satu-satunya alasan kenapa anda jatuh, adalah karena anda harus bangkit.
Mereka yang sibuk mencari kambing hitam ketika sedang terjatuh, mereka tidak akan mendapatkan apapun selain menambah beban dan rasa sakit akan kejatuhannya.

Kamis, 21 Juli 2016

PEMBENTUKAN ENERGI

Setiap pengalaman, positip ataupun negatif mengukir memori dalam jaringan sel sebagaimana medan energi.
Tiap organ dan sistem dalam tubuh dikalibrasikan untuk menyerap dan memproses energi emosional dan psikologis. Tiap wilayah tubuh mentransmisikan energi pada frekuensi khusus dan mendetail.
Energi tidak bisa dan tidak akan pernah berbohong. Jika kita berbohong, medan energi kita mengomunikasikan fakta energi ke orang yang kita bohongi.

Minggu, 08 Mei 2016

SHALAT LIMA WAKTU

Bila Subuh Utuh
Pagi tumbuh, hati teduh
Pribadi tidak angkuh
Keluarga tidak keruh
maka damai akan berlabuh

Bila Dzuhur teratur
Diri pribadi jujur
Hati tidak kufur
Rasa selalu bersyukur
Amal tidak udzur
Keluarga selalu akur
Maka pribadipun menjadi makmur

Bila Ashar kelar
Jiwa jadi sabar
Raga jadi tegar
Senyum menyebar
dan rizki-pun lancar

Bila Maghrib tertib
Ngaji jadi wajib
Wirid jadi karib
Jauh dari aib
Insya Allah syafaat tidak raib

Bila Isya’ terjaga
Malam bercahaya
Rumah bagai istana
Hidup terasa di Surga
Bahagia dan Sejahtera

Rabu, 06 April 2016

Jumat, 25 Maret 2016

DUA BUDAKKU ADALAH TUANMU

Suatu waktu seorang raja berparade keliling wilayah kerajaannya dengan dikawal balatentaranya. Seluruh warga kerajaan berdatangan menonton dan memberi hormat kepada sang raja, kecuali seorang tua sederhana yang berdiri agak jauh dari kerumunan orang dan tampak tidak tertarik dengan parade itu.
Pandangan sang raja tertuju pada orang tua itu dan segera menghentikan paradenya dan memerintahkan pengawalnya memanggil orang tua itu menghadap padanya. Sang raja menuntut penjelasan kenapa orang tua itu tidak menghormat ketika ia lewat.
Orang tua itu menjawab, "Biarlah mereka semua menghormatimu karena mereka menginginkan apa yang ada padamu berupa harta, kedudukan dan kekuasaan. Puji syukur pada Tuhan semua itu tidak berarti bagiku. Lagipula, apakah aku pantas menghormat padamu sedang dua budakku adalah tuan bagimu ? "
Semua orang ternganga mendengar ucapan orang tua itu dan segera terbayang di benak semua orang kedahsyatan hukuman yang akan ditimpakan sang raja pada orang tua itu. Sang raja dengan mata membelalak dan wajah memerah saga penuh amarah membentak, "Apa maksudmu ? "
Orang tua itu balas menatap sang raja dan dengan tenang ia menjawab,
"Amarah dan ketamakan adalah dua budakku. Dan keduanya adalah tuan bagimu "
Sang raja diam dan menyadari kebenaran ucapan orang tua itu. Diapun balik menghormat pada orang tua tersebut.

Kamis, 24 Maret 2016

KASIH SAYANG

Dikisahkan bahwa suatu hari Dzun Nun al - Misri ra sedang mengadakan perjalanan untuk berhaji. Di tengah perjalanan beliau melihat seekor anjing yang kehausan sampai ia menjilati sebuah batu di gurun. Ketika Dzun Nun menyadari kalau dirinya sendiri telah kehabisan air, ia kemudian berkata kepada semua orang yang ada bersama - sama dalam kafilah itu, " Aku telah pergi berhaji 70 kali. Aku akan serahkan semua pahala dari ketujuh puluh kali perjalanan hajiku itu kepada siapa saja yang memberikan air kepada anjing yang kehausan ini."
Sang wali besar ini bersedia memberikan ganjaran hajinya yang selama 70 kali demi mendapatkan air bagi seekor anjing. Bayangkanlah betapa besar nilainya ketika kita memuaskan dahaga seorang manusia.
Dan bayangkanlah betapa keserakahan telah menjadikan hati kita sebagai batu sehingga jangankan berbagi dari apa yang telah kita miliki, tetapi justru tak pernah berhenti melakukan tipu daya untuk merampas apa2 yang telah dimiliki orang lain.
Kita tekun ibadah dan tak pernah tertinggal mendatangi rumah - rumah ibadah. Kita duduk sama rendah dengan semua orang dalam rumah - rumah peribadatan, tetapi kita mengejar dunia dengan ambisi keserakahan dan menyingkirkan saudara - saudara kita demi memenuhi ambisi pribadi. Kita lupa bahwa sejauh apapun kita mengejar dunia, setelah dalam genggaman ia akan lepas dan meninggalkan kita atau kita yang meninggalkannya lebih dahulu sementara ia masih dalam genggaman...

DUA PERANTARA

Seorang abid mengisahkan bahwa dia beserta keluarganya pernah tidak makan selama tiga hari. Istrinya mengeluh dan berkata, " Anak - anak kita tidak akan bertahan lagi setelah tiga hari tidak makan"
"Sabarlah. Bangun dan ajak anak - anak shalat", demikian ia menanggapi keluhan istrinya.
Sang abidpun keluar menunaikan shalat di masjid. Setelah selesai, dia pulang disambut dengan keluhan istrinya,
" Kita benar-benar lapar sekarang "
Sang abidpun kembali menimpali istrinya,
"Shalat lagi dan ajak anak - anak "
Lalu sang abid sendiri keluar lagi menunaikan shalat.
Ketika sang abid sedang hanyut dalam shalatnya, datanglah seseorang dan berdiri di sampingnya. Setelah sang abid menyelesaikan shalatnya, iapun bertanya pada orang yang baru datang itu,
" Ada apa ? "
Orang itupun bercerita, "Dalam suatu pelayaran, aku bersama teman - teman membicarakan orang - orang shaleh. Saat itu, angin bertiup sangat kencang. Kedahsyatan badai memecahkan perahu kami. Kami dipermainkan ombak ke sana kemari. Dalam keadaan kacau itu, masing - masing dari kami bernazar. Dan aku sendiri bernazar bahwa manakala aku selamat, aku akan memberikan sepertiga dari keuntunganku kepada orang yang dikehendaki oleh Allah. Aku tidak mengenalmu. Tetapi entah kenapa, hati, pikiran dan langkahku diarahkan padamu. Aku tahu kalau engkaulah yang dikehendaki-Nya sebagaimana yg kuminta pada saat bernazar. Kini aku ternyata telah selamat dan mendapat keuntungan 1500 dinar. Kini terimalah 500 dinar bagianmu".
Sang abidpun berkata, " Pergilah ke rumah itu ( abid itu menunjuk rumahnya sendiri ). Apabila keluar seorang perempuan, berikanlah uang itu padanya dan katakan padanya bahwa sementara ia menunggu dengan lemahnya keyakinan, suaminya berusaha di tengah laut mencari rezeki".
Ketika abid itu pulang, istrinya bertanya,
" Apa arti di balik perintahmu kepadaku dan anak - anak untuk menunaikan shalat ? "
" Hal itu tiada lain karena Allah SWT telah berfirman : Perintahkanlah keluargamu menunaikan shalat dan bersabarlah dengan shalat itu "
Demikianlah abid itu mengakhiri kisahnya.

Minggu, 20 Maret 2016

DI SURGAPUN ENGKAU HANYA MENDAPATKAN BUAH DARI TANAMANMU

Di sebuah kedai seorang yang terkenal kaya dan kikir sedang duduk menghirup kopi dan di mejanya telah terhidang berbagai jenis makanan.
Beberapa saat kemudian masuk seorang gila menghampirinya dan meminta sedikit uangnya ut memesan secangkir teh, tetapi si kaya itu mengacuhkan dan menyuruhnya pergi. Orang gila itu tidak mau pergi dan malah membuat kericuhan sehingga mengundang perhatian semua orang dalam kedai. Beberapa pengunjung kedai lalu menawarkan uang pada si gila tetapi ia menolaknya dan bersikeras untuk hanya menginginkan uang dari si kaya. Akhirnya si kaya memberinya beberapa uang receh. Si gila mengambilnya tetapi kemudian ia meminta ditambahkan agar ia juga bisa membeli sepotong roti. Hal itu mengundang amarah si kaya dan dengan tegas ia menolaknya dan mengusir si gila dari hadapannya.
Malam itu, sepulang dari kedai, si kaya langsung tidur di atas pembaringannya yang luar biasa mewah. Dalam tidurnya, ia bermimpi telah berada dalam surga. Surga itu sangatlah indah. Sungai - sungai dengan air jernih mengalir diantara pepohonan dan bebungaan yang keindahannya belum pernah ia saksikan sebelumnya. Si kaya berkeliling di taman surga itu sampai kemudian ia merasa lapar. Herannya, diantara semua keindahan itu, ia tidak melihat ada makanan.
Tiba - tiba, muncullah seorang pemuda yang sangat tampan dan bercahaya. Si kaya kemudian bertanya kepadanya apakah ini sungguh - sungguh surga ? Pemuda itu membenarkannya. Jika demikian, dimana segala makanan dan minuman surga yang seringkali didengarnya dari para ahli - ahli agama ? Pemuda itu permisi dan beberapa saat kemudian ia muncul dengan membawa secangkir teh. Si kaya itu menyambut teh yang disodorkan pemuda itu sambil bertanya apakah pemuda itu bisa membawakannya roti agar ia bisa menikmatinya dengan secangkir teh itu ? Pemuda tampan itu menjawab, " Yang engkau kirim kemari hanya secangkir teh itu saja. Seandainya engkau juga telah mengirim roti, tentu akan ada roti untukmu. Di sini, apapun yang engkau tuai adalah apa yang telah engkau tanam di dunia."

Jumat, 18 Maret 2016

NEGERI INI KEDAI KITA

Negeri ini kedai kita. Biarkan pintu dan jendela - jendelanya terbuka agar tak seorangpun yang tak boleh masuk melalui pintunya dan agar kita bebas memandang melalui jendela - jendelanya.
Sisakan halaman yang luas dan segarkan dengan berbagai jenis pohon dan bebungaan. Jangan dengan alasan menghindari terik matahari, maka halamanpun diatapi. Pahamilah bahwa menghindari matahari akan menjadikan kita sebagai pemuja kegelapan.
Sembari memenuhi hasrat tubuh akan makanan dan minuman, jangan lupa bahwa kecukupan makanan dan minuman bagi tubuh sementara jiwa kita kelaparan, maka pemenuhan hasrat badani hanya mengumpulkan penyakit yang akan menyiksa.
Karena itu, isi kedai ini dengan musik dan tarian sufi agar jiwa mendapatkan bagiannya.
Ingatlah untuk berhati - hati memutar musik dan mementaskan tarian. Karena musik hingar bingar yang diaransemen dari syahwat politik dan nafsu kedengkian akan memporak - porandakan ketenangan jiwa. Dan ketika ketenangan jiwa porak - poranda, maka makna merdeka di kedai ini hanyalah sebuah retorika kosong.
Negeri ini kedai kita
Di kedai ini Tuhan menurunkan segala bentuk kenikmatan. Bersyukurlah pada - Nya dengan tidak memecahkan piring dan gelas di meja saudara - saudara kita. Bersyukurlah dengan tidak mengumpulkan semua makanan dan minuman di meja anda lebih dari yang anda butuhkan.
Adapun engkau yang jatuh cinta pada perenungan, di pojok ruangan kedai ini ada tempat bagi anda untuk melinting tembakau sambil menghirup kopi. Karena banyak orang di kedai ini yang bersimpati pada kita dengan mengatasnamakan kesehatan, dan selebihnya memang merasa dirugikan dengan kebiasaan seperti ini, maka ambillah sedikit jarak dari mereka tanpa memusuhinya. Jagalah asap rokok anda agar fokus menuliskan inspirasi - inspirasi di antara mega demi lestarinya kebajikan dalam kedai kita.

Kamis, 17 Maret 2016

KESERAKAHAN

Keserakahan bisa membawamu menggapai smua impianmu. Tetapi keserakahan tidak akan membiarkanmu memiliki apapun bahkan stelah semua impianmu ada dalam genggamanmu.

Rabu, 16 Maret 2016

MELIHAT KEBENARAN


Seekor anjing mencabik - cabik bangkai ayam dan dari bangkai itu ia menemukan cincin berlian. Anjing itu kemudian mendatangi perkampungan   dengan menjepit cincin berlian itu di sela-sela  giginya. Ia berkeliling dan mencoba mengatakan temuannya itu kepada orang-orang dengan bahasa binatangnya. Tetapi siapa yang mau percaya bahwa seekor anjing pemakan bangkai bisa membawa berlian dengan giginya ?
Demikianlah kita membangun kepercayaan. Tetapi pahamilah, bahwa kebenaran itu harus dilihat dari kebenaran itu sendiri. Bukan melihat siapa yang menyampaikannya atau siapa yang memperjuangkannya.

Senin, 14 Maret 2016

AKHIR YANG TERINDAH

Anda bisa bermimpi apapun
Anda bisa mengejar dan menggapai segala impian
Tetapi anda dan semua yang anda telah raih pasti akan sampai pada akhir kehidupan
Dan akhir yang terindah adalah kematian yang erotis

Kamis, 03 Maret 2016

KERAMAHAN

Bagi para pedagang ( termasuk para pedagang ayat - ayat suci dan para pengusaha rental do'a ), para pelacur dan para politisi, 90% keramahan menjadi modal keuntungan mereka ( meski tentu saja kebanyakan keramahan palsu ).
Tetapi bagi orang sepertiku, seorang hamba yang dititipkan - Nya di bumi yang sepi , jika ada musibah yang menimpa, 90% disebabkan oleh keramahan.
Maka ketika orang - orang menetapkan atribut, angkuh, cuek dan kuper ( kurang pergaulan ), aku benar - benar berterima kasih. Karena dengan begitu, aku merasa mereka telah menghormatiku dengan menempatkanku pada derajat yang pantas dan tepat bagiku.

Selasa, 16 Februari 2016

TERIMA KASIHKU SEDIH

Engkau yang telah menyumbangkan begitu banyak ide - ide positip.
Engkau yang begitu banyak menyampaikan ajaran - ajaran tentang kebajikan
Dunia mengenalmu atas segala yang telah engkau ajarkan
Dunia berterima kasih atas semua nasehat - nasehat berhargamu
Dunia melihat jalan terang dari suluh yang engkau bagikan

Sungguh aku berterima kasih atas semua itu
Tapi sungguh dengan berterima kasih, akupun sedih
Aku berterima kasih karena begitu banyak orang menemukan jalan kebajikan melalui suluh yang telah engkau berikan
Aku sedih karena engkau sendiri bahkan tidak menemukan jalan terang

Selasa, 09 Februari 2016

SATU JUDUL

Ada ribuan kisah tertulis pada lembaran buku kehidupanmu. Tetapi kisah apapun itu , semuanya dirangkai dalam satu judul : " MUNGKINKAH "
Iya benar bahwa hidup ini serba mungkin. Tetapi apapun yang telah anda pilih dari kehidupan ini , maka anda harus melangkah membawa pilihan itu dengan sebuah kepastian sebagaimana sebelumnya bahwa anda harus memilih dengan sikap hati yang pasti.

Rabu, 27 Januari 2016

FAJAR TERHALANG KABUT

Fajrul Hanif laksana fajar menyembul dari kaki horizon disambut nyanyian burung - burung yang rindu akan kelembutan cahaya pagi.
Laki - laki, perempuan, tua dan muda bagai terperangkap oleh pesona yang memancar dari kesederhanaan dan keshalehan pemuda itu.
Senyumnya yang khas menggambarkan rekahan kembang harapan dan pada kelopaknya melimpah madu penawar hati.

 Dinul Haq adalah seorang lelaki pengembara yang telah letih menanti kebangkitan agama, kini kembali bersemangat ketika suatu hari ia berkenalan dengan pemuda bernama Fajrul Hanif itu. Pelita harapan yang mulai redup dan menyala lunglai dalam hati pengembara ini tiba - tiba menyeruakkan api gairah ketika Fajrul Hanif meneteskan minyak wangi dari kelopak senyumnya yang menawan. Cinta lantas menyala menghangati asa juangnya setelah sekian lama ia kecewa dengan ketaatan palsu dan kemunafikan yang bersembunyi di balik cadar kecerdasan manusia.

Cinta adalah karunia yang turun mengisi jiwa dengan daya tarik misterius. Harapan dan kecemasan adalah sepasang tangan para pecinta yang menadah impian hari esok. Sepasang tangan inilah yang tengah diulurkan Dinul Haq menyambut harapan yang mengembang dari senyuman Fajrul Hanif.

Tuhan telah menghiasi wajah cinta dengan dandanan beragam dan sekaligus menghiasi pelupuk mata dengan kabut tipis. Dengan mata bersaput kabut , manusia lantas membuat bangunan sekte di atas debu bumi lalu mereka bersaing berebut supremasi dan saling mengklaim bahwa kebenaran hanyalah milik sekte mereka. Dengan demikian " tuhan " menjadi sebuah benda unik yang diperebutkan oleh berbagai kelompok dan kelompok yang menang dari persaingan ini akan menaruh " tuhan " pada sebuah ruang khusus yang tidak boleh disentuh kelompok lain.

Diantara kelompok - kelompok yang selalu bersaing memperebutkan " tuhan " Dinul Haq bagai sebatangkara karena tidak berafiliasi pada kelompok manapun. Menurutnya , kebenaran dan kebaikan yang dilembagakan ibarat pelita yang ditutup dalam tabung kedap udara. Meskipun minyaknya berlimpah , tetapi apinya akan padam dan tidak memberi manfaat kecuali sepercik api yang memantul sia - sia pada dinding tabung .

Dinul Haq adalah murid kesunyian yang mempelajari kitab suci yang ditulis oleh Tuhan tanpa tinta dan kertas. Karena itu, ia memahami bahwa membatasi pengertian akan firman - Nya atas dasar nafsu keinsanan berarti membatasi ilmu-Nya, sedang Dia telah menjamin kemurnian dan ketinggian agama yang diturunkan-Nya yang dengan sendirinya, Dia sendiri yang memiliki otoritas terhadap makna firman-Nya. Dia mempersilahkan semua anak manusia, entah dengan prasangka baik ataupun prasangka buruk, untuk menguji dan membuktikan kemurnian dan ketinggian agama-Nya. Dengan jalan itulah manusia akan bisa sampai pada puncak kesucian tauhid. Dan Tuhan tidak menerima apapun dari manusia kecuali hasil perangnya. Perang melawan kebodohan ataupun kepintaran.

Tuhan telah menakdirkan Dinul Haq bertemu dan berkenalan dengan Fajrul Hanif disaat fajar cemelang baru saja memancar dari kesederhanaan dan keshalehan pemuda itu. Namun segugus kabut yang diarak pikiran manusia berpalun menghalangi fajar yang baru saja menyingsing sebelum seluruh semesta menyambut sinarnya. Lingkaran kabut yang berlapis-lapis meyakinkan Fajrul Hanif bahwa cahaya yang diturunkan Tuhan kepada manusia tidak boleh melintasi kabut itu. Barangsiapa yang berani mematangkan sinar di puncak semesta dianggap seorang pendosa.

Nun di seberang kabut, di tengah cakrawala yang lebih luas, dimana cahaya tak terhalang, Dinul Haq menanti saudara yang dikasihinya dengan cemas bercampur harapan semoga sang fajar segera bangkit menyingkap tirai yang ditenun dari kabut khayalan manusia.

Selasa, 26 Januari 2016

LINGKUNGAN

Sebagaimana benih dari pohon..., sekedar mengandalkan benih dari varietas unggul tidaklah cukup untuk menjadikan pohon tumbuh subur dan kuat. Tetapi dibutuhkan lingkungan pertumbuhan yang benar - benar mengandung unsur hara yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pohon tersebut.
Juga tentu saja yang sangat penting adalah bahwa dalam pertumbuhan pohon tersebut , dia tidak terhalang mendpatkan cahaya matahari.
Demikianlah anak manusia. Mereka butuh kelahiran dari dari gen yang baik dan mendapatkan asupan gizi yang cukup serta limpahan cahaya kebajikan sejak dini

Minggu, 24 Januari 2016

KEPEDULIAN

Orang yg peduli padamu bknlah orang yg menyapamu setiap saat , melainkan mrk yg snantiasa menjaga kutulusan hatinya padamu dan tdk membiarkanmu melakukan hal2 yg salah demi dirinya

Rabu, 20 Januari 2016

HUJAN

Langit masih saja mencurahkan hujan di atas dada bumi. Sementara itu , dengan tubuh yang mulai menggigil , kutetap berdiri membiarkan hujan mengguyur seluruh badanku.
Teringat saat masa kanak - kanak , ketika pulang sekolah dengan berjalan kaki bersama teman-teman waktu itu __ kami selalu berhujan - hujan manakala hujan turun.
Itu semacam prosesi penyatuan dengan alam, yang tentu saja , tidak adanya kendaraan beratap besi juga menjadi alasan.
Sementara itu , menunggu hujan reda tentu tidak bisa kami lakukan. Disamping karena langit tak memberitahu kami kapan hujan akan reda, juga krn kami memang tidak bisa menunggu karena jarak sekolah dengan rumah jauh dan kami harus menempuhnya dengan jalan kaki.
Di bawah hujan yang sama ___ tapi tentu pada waktu dan situasi yang berbeda , kini aku mengenang masa-masa itu. Ada haru yang menyelinap di hati tetapi rindu dan bahagia juga terasa.
Rindu karena masa-masa itu penuh kedamaian, keceriaan dan harmoni alam begitu menyejukkan.
Bahagia karena kini kusadari bahwa pada masa - masa itu, setiap kali hujan mengguyur tubuh kami , sesungguhnya alam tengah melakukan prosesi penyucian atas jiwa kami yang kini...disaat dunia yang renta semakin mempercantik dandanannya, jiwa kami perlu lebih kuat untuk melawan godaannya.

Senin, 11 Januari 2016

KERINGAT

Bukan berapa banyak keringat yang telah mengalir dari tubuhmu untuk beramal..., melainkan seberapa bening ia mengalir dari ketulusan hatimu...

Selasa, 05 Januari 2016

SASTRA

Hakekat sastra bukanlah seni merangkai kata , tetapi ia adalah pernyataan keindahan yang ditangkap oleh jiwa yang indah

Senin, 04 Januari 2016

NASEHAT UNTUK PARA GADIS

Wanita adalah harapan warna putih yang apabila ternoda setitik saja noktah hitam, maka akan terlihat sangat jelas.
Bagi para gadis..., jika kalian sepakat bahwa pernikahan itu adalah untuk menyempurnakan kebahagiaan , maka aku nasihatkan untuk menghindari menikah dengan pria yang tidak punya air mata. Tetapi waspadailah laki - laki yang pandai menangis.

Jumat, 01 Januari 2016

TIKAR PANDAN LUSUH

Biarkan kurajut mimpi - mimpiku di sini , di atas hamparan tikar pandan lusuh.
Biarkan jiwaku tenggelam dalam keasyikan sunyi.
Biarkan langit terbakar gairah rinduku
Biarkan ku tetap asing dari semuanya
Biarkan cinta menguburku