Dengan segala kemegahan mereka berlalu dengan sorak meluap. Tak sejenak jua hati terpikat. Pun tak terusik diamku diantara kepulan debu derap sombong mereka.
Tetapi sesaat kemudian, diantara kepulan debu yang belum luruh, samar tampak olehku sesosok bayangan !
Sosok itu kian jelas setelah debu menghilang. Dia seorang lelaki tua dengan jubah compang - camping. Di tangannya yang kurus, tampak ia menggenggam sebuah kaleng bekas yang keadaannya layaknya sangat pas dengan baju yang dikenakannya.
Spontan tanganku meraih beberapa keping uang logam di saku celanaku lalu mendekati lelaki itu dan mengulurkan uang itu padanya.
Lelaki itu menatapku dengan pandangan dingin disertai senyum yang jauh lebih dingin. Hatiku bergetar....!!! Kekuatan tatapan dingin orang itu bagai mengguncang kalbuku.
Sesaat kemudian, ia berkata, " Apakah engkau sedang mencari pahala untuk dirimu sendiri dengan pemberianmu ini ? "
Wiiihhh...kerongkonganku tercekat. Sungguh aku tak pernah menyangka akan mendengar kata - kata seperti ini dari orang tua itu. Buru - buru aku merapatkan kedua tangan di depan dada lalu berkata, " Maafkan aku, sungguh aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya terdorong oleh perasaan iba yang tiba2 muncul saat melihat anda, lalu melakukan ini "
Orang itu tetap tersenyum ketika ia berkata, " Bersyukurlah bahwa engkau masih memiliki rasa iba. Tetapi bertobatlah atas mata dan pikiranmu yang msh terkelabui penampilan luar. Sungguh, Allah tdk peduli pada penampilan seseorang. Tetapi Allah akan melihat hatimu "
Aku terhenyak....terduduk di tanah tanpa sadar. Sementara orang itu berlalu setelah mengucapkan salam ___ pergi dengan senyum khasnya dan meninggalkanku dalam perasaan yang bercampur aduk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar