Syamsuddin Tabrizi, r.h. adalah Guru besar Jalaluddin Rumi dari Konya, Turki. Mawlana Rumi berkata : _"Orang bijak dunia esoterik mengetahui tradisi Nabi صلى الله عليه و وسلم , tetapi Syamsuddin Tabrizi mengetahui misteri kehidupan Nabi صلى الله عليه وسلم
Ketika ia masih kecil, ia akan pergi tiga puluh atau empat hari tanpa makan. Dia memiliki kelimpahan cinta pada jalan Kebajikan. Diusia yg msh kecil keinginannya ut makan nyaris tdk ada. Orang tuanya menjadi khawatir dan bertanya apa yang salah dengannya. Dia menjawab bahwa dia tidak memiliki nafsu makan dan jika dia merasa lemah, perasaan itu akan segera hilang dan dia akan merasa lebih kuat. Dia hanya akan makan untuk memenuhi Sunnah Nabi.
Dia menghabiskan waktunya bersama para sufi meskipun dia sendiri adalah ahli hukum yang berkualitas. Dia melakukan perjalanan dan bertemu banyak guru dan dia memulai dengan Syaikh Baba Kamal al Jundi.
Setelah dia berada di Majelis, Syaikh memintanya membacakan beberapa puisi untuk menggambarkan keadaan rohaninya.
Dia menjawab, _"Apa yang saya rasakan, tidak bisa kuungkapkan dgn kata-kata."_
Syaikh Baba Kamal al- Jundi menyadari bahwa Syamsuddin Tabrizi memiliki keadaan spiritual yang lebih tinggi, maka ia berkata kepadanya, _"Anakku, Allah akan memberimu teman yang akan mengungkapkan hal-hal yang tersembunyi di hatimu. Kebijaksanaan Anda akan diungkapkan pada lidahnya. Apa yang tidak bisa kamu ungkapkan, dia akan ungkapkan untukmu. "
Pendamping ini tidak lain adalah Jalaluddin Rumi, yang menjadi gemilang dan jadi penyair besar hanya setelah bertemu Syah Syamsuddin Tabrizi. Sebelum itu Rumi adalah seorang cendekiawan yang bangga dengan pengetahuan dan reputasinya.
Pertemuan berikut menunjukkan salah satu cara Syah Syamsuddin Tabrizi mengubah jalan muridnya dan meletakkannya di jalan spiritualitas.
Suatu ketika Rumi memberikan pelajaran kepada murid-muridnya. Syah Syamsuddin Tabrizi masuk pakai baju compang-camping. Dia melihat Rumi dan tumpukan buku yang telah dia susun di meja di sampingnya.
Dia bertanya, _"Apakah ini?_ " Rumi melihat penampilannya dan segera menghentikannya sambil berkata, _"Mereka mengandung literatur yang tidak akan dipahami oleh orang buta huruf. "_
Syah Syamsuddin Tabrizi mengambil semua buku dan melemparkannya ke kolam di halaman.
Rumi marah dan mengatakan bahwa buku-buku itu semuanya ditulis tangan dan berisi karya-karya penting ayahnya. Rumi lalu menarik buku-buku itu keluar dari air dgn harapan msh ada mencoba dan dimanfaatkan/disimpan.
Ketika dia melakukannya, dia dikejutkan oleh kenyataan bahwa semua buku dan lembaran²nya benar-benar kering. Dalam keterkejutan ia bertanya kepada Syaikh, _"Apakah ini gerangan?"_
Syah Syamsuddin Tabrizi menjawab, _"Ini adalah sesuatu yang kamu tidak akan mengerti. "_
Demikianlah Jalaluddin Rumi mengukuhkan jalan spiritual dibawah bimbingan Syah Syamsuddin Tabrizi r.h. yang rahasia² batin/ilmunya tak pernah terungkap kecuali melalui muridnya Jalaluddin Rumi.
_Semoga Allah Azza wajalla' memuliakan para wali - Nya, aamiin_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar