Minggu, 20 Februari 2022

TAKLUKNYA SI JELITA


Ighah, gadis jelita dari keluarga terpandang menjadi buah bibir di mana2. Tak sekalipun ia merendah ut sekedar memberikan kerling mata indahnya kepada siapapun walau hanya sejenak. Kecantikannya telah membuat malu bunga2 di seluruh lembah ut mekar dari kuncupnya.
Hingga suatu hari ia tak kuasa menahan kerling  matanya kepada sesosok pemuda yang bersinar menggagahi matahari pagi. Ighah yang slama ini mengunci setiap kata2 dalam kebungkaman pun tak kuasa menahan lidahnya ut menghamburkan kata2 pujian, "Duhai mahluk asing. Darimana gerangan engkau dapatkan keindahan yang tiada tara ini?  Busur siapakah yang telah mengukir lengkung keningmu seindah bulan sabit? Darimana engkau dapatkan tubuh ramping cemara seanggun ini?
Tatkala pemuda itu menjawab, kata2nya bagai permata yaqut berjatuhan di lantai pualam  seakan menyihir kesdaran Ighah.
"Aku hanyalah sepercik keindahan dari Yang Mahaindah. Di Samudera-Nya aku berpuas diri dgn hanya menjadi tetesan kecil. Aku dan seluruh dunia hanyalah sekuncup bunga dari taman keindahan-Nya. Maka bagaimanakah aku menempatkan diri atas seluruh pujian yang telah engkau ungkapkan? Jika engkau memujiku atas nama Dia yang telah membentukku, maka inilah drama cinta."
Kecantikan yang telah menundukkan bunga2 di seluruh lembah pun akhirnya takluk di hadapan Keindahan yang lebih murni. Ia bungkam mengunci setiap kata yang dirasakannya bagai seribu badai yang mengguncangkan dadanya. Tetapi tidak ada lagi yang dapat dilakukannya. Ia terkapar dalam pengakuan yang tak mampu diungkapkannya.
                             ᨖᨖᨖᨖ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar